Dibumi kartini ada tubuh tegak berdiri
Di jejak pagi ada raut pucat yang mengabdi
Diatas gelombang ada asa yang tergadai
Terbawa ombak dan lekaslah pulang segera
Meneropong jauh fajar pagi
Berhadap maut hanya untuk sesuap nasi
diantara serdadu serdadu lonceng hari
Ada tawa yang tergesa
Di sudut pantai ibu lelah menanti
Di pekarangan rumah kakak tersibuk oleh kayu ukir sedikit cemas melawan pengorengan yang semakin tak tersaji
Ada ribuan anak pengrajin mengitung jari
Berapa banyak impian yang mereka pilih untuk menyudahi
Dan di antara angkuhnya pembangunan
Mereka terseka oleh nilai yang tak setara dengan air mata dan cucuran keringat di malam buta hingga bahkan menjelang Pagi
Sumpah serapah ada pagi yang di tunggu Adek, menungu kabar baik ketika ayah pulang dibawakanya Pelita
Sedang Ibu menyemput senyuman di depan pintu
Dan Aku Ada
Oleh :
Nukhan Dzu/Jepara, (27/1/2018)