Puisi

Di Sariek Sarau surau sepi Aku menunggu di ujung jalan Dengan payung di tangan   Ayah mendengar dinda akan pulang Sehingga ia kemari Sebuah bendi konon sudah disiapkan Buat menjemputmu

Jam 3.00 pagi Di ranjang hitam ini aku sendiri Mestinya ada kamu Dinda Sebagai rembulan Sementara langit seumpama jubah penyihir tua Yang mengutuk semesta menjadi benda mati Sedang namamu satu-satunya

Harum semerbak taman hati Bunga cinta mekar bersemi Indah kelopak mewarnai Pesonanya tak pernah mati Kuncup asmara telah berkembang Menenuhi ruang jiwa nan mendamba puja Alunan syahdu merayu asmaraloka Terbuai

Tidak Ada Pos Lagi.

Tidak ada laman yang di load.