Puisi Dini Hari

Jam 3.00 pagi
Di ranjang hitam ini aku sendiri
Mestinya ada kamu Dinda
Sebagai rembulan

Sementara langit seumpama jubah penyihir tua
Yang mengutuk semesta menjadi benda mati
Sedang namamu satu-satunya yang hidup
Dan bernafas di dadaku

Jangan salahkanku, jika malam ini,
Namamu menyatu dalam satu sajak paling sedih yang kutulis
Aku ibarat sepotong roti yang lupa kau sentuh
Dari bibir doamu sebelum tidur malam ini

Hidup memang kadang begitu, kau harus tetap tersenyum
Di depan pintu kantor setiap pagi, meski kau tahu,
Sepanjang malam, Hidup menjadi kanak-kanak dan pensil barunya
Belajar menulis kepedihanmu dan menghapus kegembiraanmu