7 Tehnik Pengambilan Gambar

Deli Serdang, KPOnline – Dalam pelatihan dasar jurnalistik yang diselenggarakan Media Perdjoeangan dan SumutJnesws Sumatera Utara, Soni Eka Putra menyampaikan teknik pengambilan gambar dengan kamere. Hal yang paling penting, menutunya adalah hindari zoom dan tanggal pada di dalam setting kamera.

Lebih lanjut, dia mengutarakan 7 teknik pengambilan gambar.
20 Agustus 2018

Bacaan Lainnya

1. Frog Eye

Teknik shooting ini mengambil gambar dengan posisi kamera disejajarkan dengan bagian alas/bawah obyek dan posisinya lebih rendah dari dasar obyek. Hasilnya gambar yang diambil akan menjadi sangat besar. Subyek pengambil gambat menjasi serasa mengecil dan obyek gambar memiliki kesan agung, angkuh maupun kokoh.

2. Low Angle

Merupakan pengambilan gambar dengan sudut arah bawah obyek yang memberikan kesan obyek membesar.

3. Eye Level

Teknik ini mengambil posisi sejajar dengan obyek. Dengan teknik Eye Level maka gambar yang direkam menunjukkan tangkapan pandangan mata orang yang berdiri sejajar dengan obyek. Ketinggian dan besarnya obyek jadi sama dengan subjek dan disebut juga teknik normal shoot.

4. High Angle

Teknik pengambilan gambar High Angle mengambil posisi di atas obyek. Hasilnya obyek shooting menjadi lebih kecil. Hasil gambarnya menjadi dramatis dan terkesan kerdil.

5. Bird Eye

Teknik Bird Eye (mata burung) merupakan teknik shooting dengan memposisikan juru kamera di atas ketinggian dalam merekam obyek. Hasilnya gambar yang tampak akan menunjukkan lingkungan sekitar lebih luas. Benda-benda lainnya di sekitar obyek juga akan tampak dalam ukuran kecil.

6. Slanted

Teknik shooting ini mengambil sudut yang tidak frontal dari depan ataupun dari samping obyek. Tapi mengambil sudut 45’ terhadap obyek. Hasilnya obyek lain akan masuk dalam rekaman kamera.

7. Over Shoulder

Teknik shooting ini mengambil gambar dari arah belakang bahu obyek. Akibatnya obyek hanya nampak bagian bahu atau kepalanya saja. Biasanya teknik ini dipakai untuk menunjukkan bahwa obyek sedang melihat sesuatu ataupun sedang berbincang-bincang.

Inilah garis besar yang dituliskan Soni Eka Putra dalam materi “Pelatihan Dasar Jurnalistik” yang digelar oleh Media Perdjoeangan dan SumutJnews di kantor FSPMI Sumatera Utara, Jum’at (19/10/2018).

Soni yang merupakan pengajar (guru) tehnik komputer di salah satu SMK di Kab. Deli serdang ini juga merupakan Photografi dan Videoagrafi di Media Perdjoeangan FSPMI Sumatera Utara dan SumutJnews.

Soni menegaskan bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal agar menghindari penggunaan menu Zoom pada pengguna Hanphone dalam melakukan pengambilan Gampar.

“Hindari penggunaan menu Zoom pada pengambilan gambar menggunakan Hanphone, hal itu menyebabkan hasil yang tidak maksimal, kalau mau mengabil gambar yang besar, ya dekatkan saja HP ke objek kamera, karena Objek akan menjadi sangat Liar menghilangkan fungsi Fokus pada kamera jika menggunakan Zoom pada pengambilan gambar nenggunakan HP” jelasnya.

Mahasiswa lulusan tehnik komputer multi karya yang setiap malam menjadi pedagang jamu di Simpang Kayu Besar, Tanjung Morawa ini juga menegaskan agar menghindari penggunaan menu tanggal/meletak tanggal pada hasil photo dalam pengambilan gambar yang akan diangkat dalam sebuah berita.

“Seorang wartawan harusnya menghindari penetapan waktu saat menggambil gambar. Kenapa begitu? Bisa saja photo yang kamu ambil tidak hari itu juga di up. Jika hal itu tetap dilakukan juga bisa mengurangi ketegasan tulisan yang mengisi suatu gambar dan berita. Pasti ada dugaan dari pembaca kalau berita tersebut tidak benar, karena gambar dan tulisan yang memiliki waktu yang berbeda,” ujarnya dalam menyampaikan Materi Tehnik dasar Photo dan Video dalam Pelatihan Dasar Jurnalistik itu.

Dalam tehnik pengambilam gambar Soni juga menganjurkn agar para wartawan mengambil gambar dengan trik sebelum, sewaktu dan sesudah, hal itu menegaskan pembaca bahwa berita tersebut benar adanya, karena memiliki gambar yang sama dan bersamaan saat melakukan peliputan.

“Hal ini juga sangat penting bagi kita yang menjadikan media sebagai alat advokasi alternatif. Contohnya saat kita meliput aksi unjuk rasa, dengan gambar yang jelas adanya, ditambah lagi dengan tulisan yang mempertegas hal yang kita liput,” paparnya.

Pos terkait