Niat Jangan Ditunda, Nurfadly: Begitu Tersirat Maka Tulislah

Deli Serdang, KPonline – Nurfadly merupakan seorang penulis yang aktif. Selain merupakan salah satu penulis yang aktif di Media Perdjoeangan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Provinsi Sumatera Utara, dia juga aktif menulis di blog miliknya.

Penggemar Chairil Anwar ini juga aktif menulis puisi, cerpen, naska monolog dan lain lain. Maklum, dia penggemar seni teater.

Bacaan Lainnya

Kali ini dia ditunjuk oleh Media Perdjoeangan sebagai pemberi materi penulisan di “Pelatihan Dasar Jurnalistik” yang digelar oleh Media Perdjuangan dan Sumut Jnews pada Jum’at 19 Oktober 2018 di kantor Dewan Pimpinan Wilayah Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (DPW FSPMI) Provinsi Sumatera Utara.

Dalam paparannya, Nurfadly mengatakan bahwa seorang penulis haruslah bisa menaklukkan rasa males.

“Kalau sudah tersirat, segeralah ambil alat tulis. Jangan biarkan setan mengalahkan niatmu. Maka menulislah, apa saja yang ada di pikiranmu,”jelas Fadli yang juga merupkan pemerhati Lingkungan Hidup dan kegiatan alam ini.

Berbicara tentang penulisan surat kabar atau berita, Fadly juga mengatakan bahwa penulis harusnya menjadi pengisi isi tulisan tersebut.

“Selain mengutamakan prinsip 5 W + 1 H, dalam penulisan berita si penulis haruslah menjadi karakter tokoh di dalam penulisan. Contohnya dalam mengangkat korban intimidasi atau PHK dari satu perusahaan, si penulis juga harus bisa merasakan hal yang dirasakan oleh korban PHK tersebut. Jdi lebih dapat feelnya,” paparnya.

Nurfadly berpendapat bahwa seorang penulis merupakan si pemikir, pengimajinasi dan perasa yang tangguh.

“Kalau bisa dibilang, seorang penulis merupakan pengimajinasi yang luar biasa. Penulis mampu menuangkan imajinasinya demi menggiring opini agar si pembaca masuk ke dalam tulisan yang ia buat. Tetapi juga harus memperhatikan kaidah bahasa Indonesia, SPOK, dan kode etik jurnalistik,” tambahnya.

Pendiri Jaringan Pemerhati Lingkungan dan Kegiatan Alam (JAKA) Provinsi Sumatera utara 7 tahun silam ini juga mengatakan bahwa kedisiplinan menjadi kunci utama dalam membuat suatu berita.

“Disiplin dalam menaati semua aturan jurnalistik, kedisiplinan dalan memperhatikan tulisan dari bahasa-bahasa yang kurang dimengerti oleh pembaca. Kdisiplinan dalam menjaga nama baik kewartawanan, itu utama yang utama. Hal tersebut bisa didapatkan dari keharusan kita sebagai penulis mempunyai kegemaran, kecintaan kepada tulisan dengan cara banyak-banyak membaca,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, kalau sudah cinta maka kita tidak akan ingin keluar atau dikeluarkan dari titel kita sebagai penulis, maka dengan otomatis kita menjaga hal tersebut akan sangat baik.

Pos terkait