Suryadi Gurning: Kebangkitan Nasional, Waktunya Buruh Bangkit Dari Keterpurukan

Purwakarta, KPonline – Pada 20 Mei 1908, Dr. Wahidin Soedirohoesodo bersama tiga mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) mendirikan organisasi Boedi Oetamo.

Selanjutnya, dengan berdirinya organisasi tersebut menandakan kebangkitan nasional Indonesia. Sebab, sejak saat itu pula sejarah Indonesia memasuki babak baru, yaitu pergerakan nasional. Dan semenjak itu pula, 20 Mei ditetapkankan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Bacaan Lainnya

“Ayo, di hari kebangkitan nasional, mari kita bangkitkan kembali semangat nasionalisme, persatuan dan kesatuan kaum buruh dari keterpurukan saat ini,” ungkap Suryadi Gurning.

Lebih lanjut Sekretaris Konsulat Cabang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (KC FSPMI) Kabupaten Purwakarta tersebut pun mengatakan bahwa saat ini banyak pekerja yang ter-PHK dan belum lagi dengan aturan aturan baru yang dibuat oleh pemerintah, yang jauh dari harapan dalam mensejahterakan buruh atau pekerja.

Menurutnya, kebangkitan nasional merupakan momen untuk bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan, kesatuan dan kesadaran sebagai kaum pekerja untuk menggabungkan diri melalui gerakan organisasi yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan.

Kemudian, Ia pun menjelaskan, saat ini semakin sulit pekerja dengan aturan aturan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah. Maka dari itu, dengan mengenang hari kebangkitan nasional ini, semoga bisa memberikan ghirah baru dalam perjuangan kaum buruh untuk merebut kembali kemerdekaan dan kesejahteraannya.

Kualitas kehidupan suatu kaum (kelas pekerja) akan terlihat jelas bila diisi dengan rasa penuh semangat dan pantang menyerah dalam mewarnai perjalanan hidupnya.

Pos terkait