Menentang Privatisasi Pabrik Baja Vishakapatnam, SMEFI dan INSMMEEF Berdemonstrasi

Purwakarta, KPonline – Federasi Serikat Pekerja Baja Logam dan Teknik India (SMEFI) dan Teknik Nasional India (INSMMEEF) berdemonstrasi di pabrik baja Vishakapatnam (28/4/2022) menentang ‘Privatisasi’.

Dalam agenda tersebut, Serikat Pekerja menyampaikan aspirasi kepada manajemen perusahaan itu agar untuk tidak melakukan privatisasi pabrik.

Bacaan Lainnya

Privatisasi pabrik adalah proses pengalihan kepemilikan, dari milik umum menjadi milik pribadi/swasta.

Serikat pekerja sangat menentang keras akan hal tersebut. Diperkirakan, privatisasi pabrik akan berpengaruh kepada kehidupan seratus ribu (100.000) orang/pekerja yang secara langsung ataupun tidak langsung bergantung pada pabrik.

“Sebagai serikat pekerja, kita harus berjuang keras melawan gempuran kapitalisme. Perjuangan melawan privatisasi pabrik baja Vishakapatnam adalah bagian dari perjuangan yang lebih besar untuk membela hak-hak pekerja, terutama hak pekerja tidak tetap,” kata Sanjay Vadhavkar (Sekretaris Jenderal SMMEFI dan anggota Komite Eksekutif IndustriAll untuk Asia-Pasifik).

Apdorva Kaiwar, Sekretaris Regional IndustriAll Asia Selatan menambahkan bahwa IndustriAll berdiri dalam solidaritas dengan para pekerja pabrik baja Vishakapatnam dalam perjuangan mereka melawan privatisasi.

Demonstrasi didahului dengan lokakarya dua hari tentang mengorganisir di sektor logam dasar dan para pemimpin serikat pekerja dari afiliasi IndustriAll di sektor logam dasar di seluruh India menghadiri lokakarya itu.

Bertemakan “Privatisasi Pabrik”. Terlepas dari kenyataan bahwa usaha sektor publik menghasilkan keuntungan, namun pemerintah India masih ingin memprivatisasi pabrik.

Selain itu, lokakarya juga membahas kontrak kerja, ‘penyelewengan’ upah dan tingginya angka kecelakaan akibat kondisi kerja yang tidak aman.

Peserta berdiskusi bagaimana proses kontraktualisasi berlangsung. Dimulai dengan outsourcing bertahap hingga berbagai proses manufaktur yang berakibat pada kondisi kerja yang sangat berbahaya bagi pekerja. Terutama, bagi pekerja kontrak. Pekerja kontrak lebih mungkin terbunuh/mengalami kematian atau terluka dalam kecelakaan industri/kecelakaan kerja.

Matthias Hartwich, direktur logam dasar IndustriALL ikut bergabung dalam lokakarya secara virtual dan membahas bagaimana Industri 4.0 akan berdampak pada pekerjaan dan serikat pekerja.

Peserta menegaskan bahwa otomatisasi dan digitalisasi telah dimulai dan serikat pekerja harus menyusun strategi menghadapi kemajuan teknis ini.

Kemudian, peserta pertemuan menyepakati rencana aksi yang mencakup peningkatan keanggotaan serikat pekerja dengan lebih banyak partisipasi karyawan kontrak, pekerja perempuan dan pekerja muda.

Pos terkait