Kunjungi Pasien ODGJ, Bidan Ipah DP Lakukan Kontrol Sekaligus Silaturahmi

Subang, KPonline – Penangan pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) tidak selalu ada di setiap harinya, layaknya layanan pasien pada umumnya.

Sebut saja Aryanto pasien ODGJ yang sudah puluhan tahun kembali dipantau oleh tim medis puskesmas Cipunagara, kabupaten Subang.

Dengan diberikan penanganan yang lebih serius bahkan Aryanto akan dilakukan pengobatan ke jenjang selanjutnya yaitu dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciereng, kabupaten Subang.

Dalam kunjungan kerjanya, Rabu (04/05/2022), bidan Ipah Dewi Pujaswati, salah satu tim medis dari puskesmas kecamatan Cipunagara mengungkapkan ODGJ yang ada di Cipunagara adalah bagian tugasnya yang harus diselesaikan.

“Kami data berapa banyak laporan ODGJ yang masuk itu adalah bagian tugas kita bersama. Selain melibatkan aparatur desa setempat peran keluarga untuk memberikan dukungan sangat dibutuhkan jadi saling berkontribusi. Terkadang kita bersama tim terus berupaya untuk menanggulanginya, namun di satu sisi terkadang peran keluarga yang sangat minim,” kata Ipah kepada Media Perdjoeangan.

Ipah Dewi Pujaswati menilai minimnya peran keluarga akan berpengaruh besar dengan kesembuhan. Jadi begitu pentingnya peran keluarga dalam memberikan perhatian serta edukasi.

“Kedatangan saya ke Manyingsal selain memonitoring perkembangan Aryanto sekaligus bersilaturahmi dengan pihak keluarga. Keluarga Aryanto sangat berharap agar Aryanto bisa dilakukan pengobatan dengan melibatkan instansi terkait, mengingat Aryanto sudah puluhan tahun menderita seperti ini,” tambah Ipah Dewi Pujaswati dengan ramah.

Dalam kondisi seperti ini Aryanto akan terus dipantau oleh pihak Puskesmas kecamatan Cipunagara dalam perkembangannya. Obat yang diberikan pihak medis pun tak luput dari pantauannya, karena sisi kesehatan yang harus diprioritaskan.

Di tempat yang sama Narsim selaku orang tua berharap agar anaknya (Aryanto) bisa dilakukan pengobatan sebagai mana mestinya.

“Banyak cerita mengharukan ketika saya harus bicara terkait Aryanto, dia harus menjalani hidupnya dengan keterbelakangan mental. Hidup yang dijalaninya seperti ini tidak seperti teman sebayanya. Dengan keadaan kondisi ekonomi yang jadi bahan pertimbangan kami selaku keluarga di sini,” ucap Narsim dengan haru.

Lebih lanjut, Narsim hanya bisa pasrah dengan apa yang dihadapi dengan keadaan anaknya seperti itu.

“Entah saya harus bicara apa lagi dengan keadaan anak saya yang mengalami keterbelakangan mental. Saya berharap kontribusi aparatur desa setempat agar anak saya bisa dilakukan pengobatan. Kadang saya suka menyalahkan diri sendiri kalau berkaca dengan yang dialami sekarang, apa lagi kalau melihat teman sebayanya melintas depan rumah,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Dari hasil kunjungan pihak Puskesmas Cipunagara kerumah Aryanto, pihaknya berencana akan membawa Aryanto berobat hari Senin mendatang pasca liburan Idul Fitri 1443 H dengan melibatkan aparatur desa Manyingsal.

Selain mendapatkan penanganan medis data diri Aryanto pun berharap bisa dimasukan kedalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar mendapatkan bantuan sesuai program yang diluncurkan oleh Kementrian Sosial (Kemensos). Hingga berita ini diturunkan pihak kepala desa Manyingsal belum bisa dihubungi oleh tim Media Perdjoeangan.

Penulis: Jhole
Foto: Noor Rachmaddy