Kisah Jamie Vardy: Mantan Buruh Pabrik Sukses Menembus Timnas Inggris

Jamie Vardy Buruh Pabrik
Jamie Vardy mengantarkan Leicester City menjadi juara Premier League musim 2015/16. (image : https://wallpaperaccess.com/)

Internasional,KPOnline- Nasib orang tak ada yang tahu,siapa sangka kehidupan pria yang sempat menjadi buruh pabrik berbalik 180 Derajat menjelma menjadi bintang baru di Premier League dan tim nasional Inggris. Pria tersebut adalah Jamie Vardy striker klub Leicester City.

Sebelumnya nama Jamie Vardy nyaris tak terdengar di kancah sepak bola Inggris sebelum akhirnya mengantarkan Leicester City menjadi juara Premier League musim 2015/16. Vardy memberikan andil besar atas terciptanya kisah dongeng dalam sejarah klub sepak bola Leicester City yang mungkin akan sulit terulang kembali.

Lahir di Sheffield pada 11 Januari 1987, Jamie Vardy mempunyai jalan hidup yang panjang sebelum akhirnya meraih kesuksesan seperti sekarang.Sejak kecil Jamie Vardy mencintai sepak bola bahkan hal tersebut sempat membuat sekolahnya terbengkalai. Impian Vardy untuk bermain sepak bola di liga papan atas hampir terwujud bersama Sheffield Wednesday. Akan tetapi, klub tidak jadi memboyong Jamie Vardy karena melihat perawakannya yang terlalu kecil dan kurus untuk anak kelompok usianya. Hal itu ternyata membuat Vardy begitu kecewa. Setelah ditolak oleh klub kota kelahirannya Sheffield Wednesday pada usia 16 tahun, Vardy akhirnya bekerja di Trulife, sebuah pabrik serat karbon.

Selama bekerja di pabrik, kecintaan Vardy terhadap si kulit bundar nyatanya tak bisa ditutupi. Ia akhrinya kembali bermain sepak bola dengan tetap bekerja sebagai buruh pabrik. Dia bermain untuk klub amatir Stocksbridge Park Steels, yang bermain di Divisi Satu Selatan yang merupakan level kedelapan dalam sepak bola Inggris.

Vardy mengunjungi pabrik bersama istri Rebekah (image :https://www.thesun.co.uk)

Menjadi buruh pabarik tentunya bukah suatu hal yang mudah,sebagai buruh pabrik tak jarang pekerjaan kasar yang dia lakukan justru membuat Jamie Vardy cedera. Dia mengeluh kerap merasakan sakit di area punggungnya karena mengangkut barang-barang berat.

“Saya bekerja sbagai seorang teknisi serat karbon. Pekerjaan saya adalah membuat gips. Oleh karena itu Saya harus banyak melakukan kegiatan mengangkat ke dalam oven yang panas. Saya terus menerus mengangkat barang ratusan kali sehari dan itu merusak punggung saya,” jelas Vardy seperti dilansir dari The Mirror.

Tidak kuat membagi waktu, Vardy meninggalkan pekerjaan kasar itu dan mulai menata masa depan di lapangan hijau.Vardy pindah ke Halifax. Namun penampilannya tidak optimal karena punggungnya kerap bermasalah akibat aktivitasnya sebagai buruh kasar sebelumnya. Dia pun harus hidup pas-pasan,setelah itu dia kemudiaan bergabung dengan klub Fletwood.

Penantian panjangnya pun berbuah hasil.Dua tahun bermain di Fleetwood, Vardy tampil meyakinkan. 31 gol berhasil disarangkan dari 36 pertandingan. Performa trengginas sang pemain membuat Leicester kepincut. Akhirnya, pada 2012 Vardy direkrut Leicester.

Tidak percuma The Foxes membelinya. Di musim pertama bersama Leicester, Vardy mempersembahkan gelar Championship 2013-14.Leicester promosi ke Premier League. Pertama kali dalam satu dekade terakhir berkat sentuhan kerja keras Vardy. Musim 2015/2016, skuat asuhan Claudio Ranieri berhasil merengkuh gelar juara Premier League pertama sepanjang sejarah Leicester City. Prestasi tersebut membuat Vardy juga mampu menembus Timnas Inggris.