Tips Bagi Pekerja Agar Tak Loyo di Bulan Suci Ramadhan

Purwakarta, KPonline – Kerja sambil berpuasa mempunyai nilai tersendiri. Banyak Pekerja atau buruh yang menjalani puasa, pasti akan mengurangi aktifitasnya karena dikhawatirkan akan lemas atau pusing. Sebenarnya ibadah puasa hanya merubah jadwal makan dari tiga kali sehari menjadi dua kali, dan berubah waktu makannya. Dari pagi, siang, dan malam menjadi dini hari dan magrib. 
 
Agar fisik kita sebagai pekerja atau buruh tetap bugar dibulan suci Ramadhan, sebaiknya sudah merancang segala sesuatunya selama menjalani ibadah tersebut. Menurut sebuah penelitian, tubuh manusia masih dapat bertahan tanpa makan selama dua minggu asalkan tetap minum atau masih bisa hidup selama seminggu tanpa minum. Tetapi puasa membuat tubuh memakai energi cadangan sebagai ganti pasokan makanan yang biasa dikonsumsi.
 

Cadangan energi ini berbentuk glikogen (cadangan energi yang berasal dari karbohidrat). Apabila cadangan ini habis, maka akan digunakan cadangan lain dari lemak dan protein. Memang cadangan energi selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan yang berlangsung kurang lebih 12 jam masih mencukupi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tetapi, kegiatan selama puasa hendaklah tidak berlebihan. Dikhawatirkan jika melakukan kegiatan yang berlebihan adalah menurunnya cairan tubuh alias dehidrasi. Jika sedang tidak berpuasa, cairan yang hilang dari tubuh bisa langsung diganti. Namun jika sedang berpuasa, cairan tubuh yang kurang itu harus menunggu saat berbuka dulu. Akibatnya, tubuh akan kekurangan air dan ini mengganggu kerja fungsi organ tubuh yang lain.

Maka dari itu dianjurkan agar menjalankan aktivitas yang tidak terlalu banyak mempergunakan tenaga. Kalaupun ingin melakukan aktivitas yang “berat-berat” seperti berolahraga, sebaiknya melakukannya saat menjelang berbuka puasa, kira-kira 1 – 2 jam sebelumnya. Dengan cara itu, begitu tubuh mengeluarkan keringat, kita bisa langsung menggantikannya pada saat berbuka puasa.

Bacaan Lainnya

Menu makanan yang baik itu terdiri atas 50% karbohidrat, 25% lemak, 10 – 15% protein, dan vitamin serta mineral sesuai dengan gizi yang dianjurkan. Lewat komposisi makanan seperti itu, praktis vitamin-vitamin yang dibutuhkan bisa tercukupi. Namun di saat puasa memang ada kecenderungan nafsu makan kita agak berkurang, lebih-lebih saat sahur. Maka tak heran jika banyak orang lalu menelan vitamin untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat itu. Namun perlu diingat, jangan menelan vitamin sembarangan. Sebaiknya, konsultasikan dulu ke dokter.

Kalaupun ingin minum vitamin, ada jalan yang agak aman untuk ditempuh: pilih yang mengandung berbagai zat (multivitamin). Kalau membeli vitamin yang komposisinya terdiri atas satu zat saja, dosisnya bisa beberapa kali lipat dari yang dibutuhkan. Kalau ingin mengkonsumsi vitamin sebaiknya adalah vitamin A, B, dan C. Tapi kalau Anda sudah makan buah berwarna kuning atau merah, sayur berwarna hijau tua, kacang-kacangan, maka tak perlu khawatir kekurangan vitamin tersebut.

Pada waktu berbuka puasa dianjurkan untuk makan secara bertahap dan yang disantap sebaiknya yang ringan dahulu. Maksudnya agar lambung bisa menampung makanan yang kapasitasnya meningkat secara perlahan-lahan. Selain itu ada baiknya tidak mengkonsumsi makanan yang memiliki keasaman tinggi seperti cuka. Ini karena pada awal-awal puasa peningkatan asam lambung saat mendekati berbuka cukup tinggi. Namun itu semua akan berjalan normal pada hari-hari lanjutnya.

Tak ada salahnya apabila Anda berbuka puasa dengan makan secara bertahap dan memilih makanan yang tidak terlalu merangsang meningkatnya kadar asam lambung. Ada beberapa kiat untuk mengatasi “beratnya” puasa. Usahakan makan sahur selambat mungkin, kira-kira setengah jam sebelum imsak. Energi yang dihasilkan oleh makanan yang ditelan saat sahur masih memberikan dampaknya sampai tengah hari.

Jangan makan berlebihan saat sahur karena akan menyebabkan melonjaknya kadar gula dalam darah serta merangsang keluarnya hormon insulin secara berlebihan. Hormon insulin ini akan mengangkut gula darah ke seluruh jaringan tubuh guna diubah menjadi glikogen atau lemak. Apabila kita makan terlalu banyak, maka glikogen dan lemak yang dihasilkan juga berlebihan.

Sebaiknya tidak langsung berbuka dengan makanan yang sulit diubah menjadi energi seperti nasi. Biarkan perut beristirahat sekitar 1 jam setelah makan yang manis-manis. Semua itu agar kadar gula darah dan cairan tubuh kembali ke posisi normal. Selain itu pada saat-saat boleh makan, minumlah yang banyak karena pada siang hari kita banyak mengeluarkan air dalam bentuk keringat. Atau bagi yang bekerja di tempat yang berudara panas, minum banyak-banyak akan membantu terhindar dari dehidrasi.

Tak ada salahnya jika mengkonsumsi minuman bermineral jika memang kita merasa tubuh agak kekurangan cairan. Minuman macam itu boleh-boleh saja, meskipun jangan terlalu diandalkan. Apalagi minuman macam itu relatif lebih mahal daripada minuman sirup biasa, dan lebih diutamakan minum air putih sebanyak-banyaknya.

Bagi Anda yang sering berolah raga, bulan Ramadhan tidak perlu menghentikan kegiatan berolah raga. Karena dengan berolah raga dapat menjaga kebugaran tubuh dan menunjang aktivitas sehari-hari. Hanya, porsi dan gerakan olah raga selama puasa juga harus disesuaikan dan berbeda dengan yang dilakukan pada hari biasa. Pada bulan puasa, olah raga sebaiknya dilakukan satu jam menjelang berbuka puasa.

يَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.”. (al Baqarah; 183)

Pos terkait