Tanggapi Pemagangan, Ini Pernyataan Obon Tabroni

Jakarta, KPonline – Persoalan magang yang ramai di perbincangkan mendapat sorotan dari Obon Tabroni. Obon adalah aktivis buruh yang juga caleg DPR RI terpilih dalam Pileg 2019.

Menurut Obon, yang menjadi persoalan terkait dengan magang karena sudah berubah fungsi. Pemagangan yang awalnya untuk belajar dan meningkatkan skill, berubah jadi bekerja.

Bacaan Lainnya

Karana itulah, sejak beberapa tahun yang lalu, KSPI dengan tegas menolak pemangangan. Bagi KSPI, magang adalah kedok lain dari outsourcing.

“Peserta magang diberi target yang sama dengan pekerja biasa, diwajibkan bekerja lembur, shift tapi dengan pendapatan yang di namakan uang saku,” kata Obon di Jakarta, Rabu (3/7/2019).

“Magang lebih buruk dari outsourcing. Karena di sini hak-haknya tidak jelas,” tegasnya

“Tentu pengusaha senang dengan sistem tersebut karena mendapat keuntungan lebih banyak. Bahkan sudah banyak buruh tetap yang di PHK dan digantikan dengan magang,” lanjutnya.

“Memang dalam aturan ada yang membatasi, yaitu ada trainner, tempat pelatihan, hingga kurikulum. Tapi itu semua sangat mudah di penuhi.”

Lebih lanjut pria yang menjabat sebagai Vice President KSPI ini mengatakan, sistem pengawasan tidak berjalan maksimal untuk memastikan tidak adanya pelanggaran. Karena itu dia meminta agar sistem magang di kembalikan pada tujuan awal yaitu belajar.

Caranya adalah dengan pembatasan yang ketat misal perbandingan teori dan praktek 50:50, tidak ada target, tidak bekerja shift, lama kerja perminggu 30 jam dan pembatasan lain, agar magang kembali pada tujuan awal yaitu belajar.

Pos terkait