Jakarta, KPonline – Dalam agenda Konsolidasi Aksi KSPI dan Partai Buruh yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sekaligus Presiden Partai Buruh Said Iqbal melontarkan pernyataan tajam yang menyindir Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Dalam orasinya yang disambut tepuk tangan ribuan buruh, Said Iqbal menegaskan agar para pejabat negara tidak mencampuri urusan perjuangan buruh, khususnya terkait tuntutan kenaikan upah minimum tahun 2026.
“Urus saja kereta cepat Whoosh itu, siapa yang bikin utang besar? Jangan malah urus buruh yang hanya menuntut upah layak!” seru Said Iqbal di hadapan ribuan peserta konsolidasi, Kamis (30/10/2025).
Pernyataan tersebut muncul sebagai tanggapan atas komentar beberapa pejabat pemerintah yang menilai tuntutan kenaikan upah buruh berlebihan dan bisa menghambat investasi. Menurut Said Iqbal, pernyataan semacam itu tidak berdasar dan hanya menambah beban psikologis bagi para pekerja yang sudah berjuang keras mempertahankan kesejahteraan di tengah lonjakan harga kebutuhan pokok.
Ia menegaskan bahwa buruh hanya menuntut keadilan dan kenaikan upah yang wajar, sesuai dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi nasional. KSPI dan Partai Buruh, lanjutnya, akan terus berada di garis depan untuk memperjuangkan hak-hak kaum pekerja di seluruh Indonesia.
“Buruh bukan beban negara. Justru buruhlah yang menggerakkan roda ekonomi. Kalau bicara utang, lihat proyek besar negara yang menelan triliunan rupiah, bukan gaji buruh!” tegasnya lagi.
Acara Konsolidasi Aksi Nasional KSPI dan Partai Buruh di JCC Senayan ini dihadiri oleh ribuan buruh dari berbagai daerah, termasuk perwakilan federasi seperti FSPMI, SPN, dan lainnya. Agenda ini menjadi ajang pemantapan gerakan menuju aksi besar menuntut kenaikan upah minimum 8,5% hingga 10,5% pada tahun 2026.
Selain Said Iqbal, sejumlah tokoh buruh nasional juga turut hadir dan menyampaikan orasi perjuangan. Suasana konsolidasi berjalan penuh semangat, diwarnai pekikan “Hidup Buruh!” dan nyanyian perjuangan yang menggema di seluruh ruang JCC Senayan.



