Rawan Penularan, FSPMI Batam Minta Perusahaan Stop Penggunaan Absensi Finger

Batam,KPonline – Konsulat Cabang FSPMI Batam meminta kepada perusahaan di Batam untuk sementara waktu menghentikan penggunaan absen elektrik (finger print) yang menggunakan sidik jari.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Konsulat Cabang FSPMI Batam Andy Saputra menanggapi mewabahnya Corona Virus Disease (Covid-19)

Bacaan Lainnya

“Hal itu dilakukan untuk salah satu upaya pencegahan penularan virus Corona “Ungkapnya

Langkah pertama yang bisa di lakukan oleh perusahaan di Batam adalah untuk tidak menggunakan Finger print.

“Kalau kita bilang kan penanganan Virus Corona ini ada yang namanya untuk memutus siklus penyebarannya ” jelasnya

Andy Saputra – Sekretaris KC FSPMI Batam

“Menghindari kontak kontak sosial sekecil mungkin apa yang sifatnya melibatkan orang banyak itu yang harus di hindari,baik bersentuhan langsung maupun tidak langsung” Lanjutnya

“Absen menggunakan sidik jari ini kan rawan juga untuk penyebaran virus, karena virus akan menempel di optik alat tersebut” Tambahnya

Selain itu Andy Juga meminta agar tiap perusahaan memperketat pengecekan pada saat masuk kerja dengan alat pengukur suhu tubuh

“Buruh juga punya hak dalam perlindungan terkait penyebaran Covid-19 ini” Pungkasnya

Kementerian Ketenagakerjaan sendiri telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor M/3/HK.4/III/2020 tentang Perlindungan Pekerja/Buruh dan Kelangsungan Usaha Dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19.

Dalam surat edaran tersebut, tampak Kementerian Ketenagakerjaan masih menempatkan kepentingan pengusaha di atas keselamatan dan keberlangsungan hidup tenaga kerja, dengan menyerahkan penetapan upah berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dan buruh ketika terjadi pembatasan usaha atau penghentian usaha sementara karena proses penanganan wabah Covid-19.

Seperti di ketahui hingga kini jutaan buruh di Indonesia masih harus menjalankan aktivitas pekerjaan seperti biasa di tengah mewabahnya COVID-19.

Kerja berdempetan dalam satu ruangan untuk waktu yang lama, banyak buruh tanpa disediakan masker dan sanitizer, tak leluasa mengeluhkan sakit karena terancam kehilangan kerja, menyebabkan buruh rentan terinfeksi dan terancam nyawanya.

 

Pos terkait