Permasalahan Hubungan Industrial Di Berbagai Perusahaan Astra Otoparts

Bogor, KPonline – “Hampir semua perusahaan yang ada di Kabupaten/Kota Bogor, khususnya perusahaan-perusahaan yang bernaung dibawah Astra Otoparts (AOP) sedang resah dan gelisah tentang masalah-masalah sepuatar Hubungan Industrial, yang terjadi didalam internal perusahaan masing-masing. Yang semua masalahnya hampir sama yaitu tentang situasi dan kondisi perusahaan” hal tersebut disampaikan oleh Willa Faradian dalam kesempatan agenda pendidikan lanjutan organisasi PUK SP-AMK PT. Federal Izumi Manufacturing. Dia menjadi salah satu pembicara dalam agenda pendidikan organisasi lanjutan, yang diikuti oleh Dewan Pleno dan Koordinator Lapangan Garda Metal PUK SPAMK-FSPMI PT. FIM.

Willa menyampaikan tentang banyak hal, diantaranya berbagai macam alasan pihak perusahan untuk bisa mengurangi atau menghilangkan kesejahteraan  buruh. “Jangan gelisah tentang apa yang sedang terjadi, karena semua itu adalah bentuk-bentuk alasan atau pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh pihak Management perusahaan, dalam “menakut-nakuti” buruh sehingga timbul ketakutan dan berkurangnya pergerakan kaum buruh. Salah satunya seperti adanya program-program kerja dalam rangka meningkatkan produktifitas, yang ujung-ujungnya pasti menciptakan alat kerja yang baru, untuk mengurangi tenaga kerja atau manpower” ungkap Willa.

Bacaan Lainnya

Dia juga berbicara tentang motor listrik dan kendaraan roda empat bertenaga listrik. “Wacana itu sudah lama ada, yang menjadikan perusahaan-perusahaan manufaktur dan otomotif merasa di masa depan membahayakan produksi dan tenaga kerja. Hal tersebut tergantung bagaimna cara untuk menyikapi hal tersebut” lanjutnya. Dia juga merasa bahwa perusahaan (PT. Federal Izumi Manufacturing) ini masih aman atau masih bagus kedepannya.

Selain berbicara tentang berbagai permasalah-permasalahan Hubungan Industrial, yang ada didalam internal di perusahaan-perusahaan Grup Astra Otoparts yang ada di Bogor, dia juga berharap munculnya generasi penerus organisasi, agar regenerasi pemimpin bisa berjalan. “Kawan-kawan bisa menggantikan saya, karena saya sudah tua” tutur Willa. Dia juga berharap adanya anak-anak muda yang berani dan memahami cara berorganisasi, dan hal tersebut bisa didapatkan melalui pendidikan-pendikan seperti yang di lakukan oleh PUK SPAMK-FSPMI PT. FIM ini.

Hampir senada dengan yang disampaikan oleh Gunawan Yuliansyah, Ketua PUK SPAMK-FSPMI PT. FSCM ini tidak hanya berbicara tentang situasi dan kondisi yang terjadi saat-saat ini. Akan tetapi juga tentang masalah-masalah di internal yang ada di perusahaan sekarang2 ini. Dia berbicara tentang permasalahan yang sedang terjadi di PT. Federal Izumi Manufacturing (FIM), juga sedang terjadi di PT. Federal Superior Chain Manufacturing (FSCM).

“Kita harus mulai merapatkan barisan, tidak hanya itu, kita juga harus bisa mengontrol kepentingan pribadi dibandingkan dengan kepentingan organisasi. Disaat organisasi membutuhkan kita, kita harus lebih andil untuk organisasi. Karena hanya serikat pekerjalah yang peduli dengan nasib dan kesejahteraan kaum buruh” jelas pria yang akrab disapa dengan panggilan Mas Gun ini.

Dia juga mengajak seluruh anggota FSPMI, untuk mengurangi ketergantungan terhadap kerja lembur (over time). “Karena kalau kita sudah benar-benar ketergantungan terhadap lemburan (OT), sudah jelas hal tersebut akan mengurangi kepedulian kawan-kawan buruh terhadap organisasi beserta kegiatan-kegiatannya. Apalagi kerja lembur tersebut, dilakukan itu oleh anggota Garda Metal sebagai garda terdepanya FSPMI” lanjutnya.

Gunawan juga mengingatkan kepada seluruh peserta pendidikan organisasi lanjutan kali ini, agar selalu berkoordinasasi dengan PUK masing-masing. “Jangan sampai dengan niat untuk kepentingan pribadi, akibatnya malah bisa melemahkan barisan dan kekuatan organisasi, karena kemana lagi kita akan berpijak selain ke organisasi, yang jelas-jelas pasti akan membela anggotanya apalagi menyangkut kesejahtraan” tegas Gunawan.

Dia juga menghimbau kepada seluruh anggota FSPMI untuk bisa meningkatkan kemampuan Public Speaking. “Anggota FSPMI harus bisa meningkatkan skill atau keahliannya. Karena itu memang perlu disaat situasi dan kondisi seperti sekarang ini. Bahkan perusahaan juga pasti membutuhkan keahlian seperti itu, bukan hanya untuk organisasi saja. Kemampuan Public Speaking pasti bermanfaat” lanjutnya.

Dia juga menyinggung dengan situasi dan kondisi serta keadaan disaag sekarang dan yang dulu itu sudah jelas-jelas sangat berbeda. “Situasi dan kondisi serta keadaan disaat sekarang, cara untuk meminta sesuatu sangat berbeda dengan cara dulu, sudah tidak bisa dilakukan dengan keadaan sekarang” terang Gunawan. Dia menghimbau lebih mendekatkan Hubungan Industrial yang harmonis dengan pihak Management, supaya dalam perundingan tercipta Hubungan Industrial yang lebih baik. “Karena memang situasi keadaan sekarang memang begini adanya. Akan tetapi cara lama juga bisa dilakukan, jika memang dalam suatu perundingan dengan terpaksa cara tersebut perlu dilakukan” ujarnya. (Ahdian)

Pos terkait