Bogor, KPonline, – Pergerakan kaum buruh untuk terus menyuarakan issue-issue kesejahteraan rakyat terus digaungkan dari berbagai penjuru daerah. Dan rencananya, aksi buruh yang akan dilaksanakan secara serentak di 10 provinsi dan 20 Kabupaten/Kota pada 2 Oktober 2019 nanti, telah dipersiapkan dengan baik oleh berbagai kalangan. Bahkan berbagai macam konsolidasi telah dilakukan oleh kalangan buruh diseluruh Indonesia.
Tak mau ketinggalan momentum bersejarah yang akan ditoreh oleh kaum buruh, PUK SPAI-FSPMI PT. Dragon Product Indonesia juga telah melaksanakan konsolidasi terkait hal tersebut. Salah satu PUK yang bernaung dibawah bendera SPAI-FSPMI ini, ingin turut serta menjadi bagian dari sejarah pergerakan dan perjuangan kaum buruh.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwasanya diduga kuat pihak pemerintah akan segera merevisi UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Yang salah satu pasal yang rencananya akan direvisi adalah mengurangi nilai pesangon atau bahkan mungkin saja akan menghapuskan nilai pesangon.
Seperti yang diungkapkan oleh Suryadi, salah seorang anggota PUK SPAI-FSPMI PT. Dragon Product Indonesia, yang juga merupakan anggota Garda Metal. “Hal ini jelas sangat merugikan kaum buruh. Bagaimana mungkin sebuah pasal di Undang-undang negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia malah merugikan rakyatnya sendiri. Kalaupun akan direvisi, harusnya ke arah yang lebih baik, bukan ke arah yang lebih buruk” tutur Suryadi yang juga merupakan awak Media Perdjoeangan Bogor.
“Aksi 2 Oktober nanti tentang bagaimana buruh mengambil bagian penting dalam gerakan rakyat. Karena bagaimana pun juga, kaum buruh merupakan bagian dari rakyat Indonesia” lanjutnya. Dalam menyikapi simpang siurnya berita dan informasi didunia maya, Suryadi mengajak netizen untuk bersikap adil semenjak dalam pemikiran.
Selain membahas teknik pelaksanaan pada saat Aksi Buruh 2 Oktober 2019 nanti, para Pengurus PUK SPAI-FSPMI PT. Dragon Product Indonesia, juga banyak membahas hal-hal tentang keorganisasian, data anggota, issue tentang mutasi kerja dan efesiensi kerja, menjadi hal paling banyak diperbincangkan. (Suryadi)
