FSPMI kembali Kehilangan Kader Terbaiknya

Magelang, KPonline – Keluarga besar Media Perdjoengan dan FSPMI/KSPI kembali berduka. Salah satu kader terbaiknya di dunia buruh, Agus Riyadi kembali berpulang. Kabar terkonfirmasi diterima oleh istrinya Siti pada Senin (30/9) siang, sontak mengudang rasa duka bagi seluruh kaum buruh baik di Jawa Tengah maupun di nasional.

Agus Riyadi menghembuskan nafas terakhirnya di RSU Magelang pada pukul 11.30 siang. Setelah mendapatkan perawatan selama dua hari. Sebelum menjalani perawatan intensif di rumah sakit almarhum sempat menjalani rawat jalan di rumahanya di Demak, Jawa Tengah hingga akhirnya ia memilih pulang ke kampung halamanya untuk menjalani pengobatan jalan hingga akhirnya masuk rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif medis.

Bacaan Lainnya

“Agus dinyatakan berpulang sekitar pukul 11.30 siang tadi di RSU Magelang setelah dirawat dua hari. Sebelum menjalani perawatan memang dia di Demak hingga akhirnya ia memilih pengobatan jalan di kampungnya Magelang diantar dua temannya kesini. Setelah 4 hari di sini kondisinya semakin memburuk dan akhirnya di rujuk di rumah sakit selama dua hari sebelum akhirnya dia menghembuskan nafas terkhirnya,” ungkap Siti istri dari almarhum kepada awak media perdjoeangan.

Seperti yang sudah diketahui Alm. Agus Riyadi mengidap penyakit asam lambung dan paru paru sejak usianya masih belia, tapi kawan – kawan baik organisasi maupun umum tidak menyangka kalau ia meninggal dunia di usia muda. Pasalnya dalam pergerakan buruh di Jawa Tengah, ia dikenal sangat militan dan tidak pernah absen dalam pergerakan buruh juga dalam kalangan petani, buruh, mahasiswa dan dunia advokasi kesehatan.

Ia melawan penyakitnya dengan kegiatan sosial dan pergerakan sebagai aktivis buruh, hingga akhirnya kondisinya mulai memburuk sekitar dua tahun terkhir. Puncaknya 1 tahun terakhir kesehatnya menurun drastis hingga harus keluar masuk ruangan medis dan rumah sakit.

“Penyakitnya sering kambuh satu tahun terkhir ini hingga harus keluar masuk rumah sakit dan periksa medis, puncaknya 3 bulan terkhir ia sudah tidak bisa berkatifitas dan di kamar dan ruang tamu rumah melawan penyakitnya,” tambah Siti.

Duka mendalam Alm. Agus Riyadi sendiri menyisakan duka yang mendalam bagi rekan rekannya di Serikat Pekerja KSPI-FSPMI dan buruh Jawa Tengah. Selain menjabat sebagai Koordinator Media Perdjoeangan Jateng, mendiang juga menjabat sebagai Sekretaris Pengurus Cabang Aneka Industri (PC-SPAI) FSPMI. Sebelumnya mendiang juga pernah menjabat Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah DPW-FSPMI juga Koordinator Daerah Jamkeswatch salah satu lembaga pengawas dan advokasi BPJS kesehatan KSPI di Jateng.

Semasa hidup ia juga terlibat aktif dalam pergerakan buruh, petani dan mahasiswa di Jateng, diantarnya mengawal kasus agraria Pengunungan Kendeng di Pati, Longmarch dari Pati Sampai ke Kantor Gubernur Semarang, Kasus advokasi pasien BPJS di rumah sakit di Semarang, juga Longmarch dari Surabaya-Jakarta (36 hari) sebagai bentuk protes kepada negara, terlibat aktif dalam diskusi jaringan mahasiswa dan Lembaga Bantuan Hukum Semarang dan Demak Raya juga kegiatan sosial lainnya.

Sontak saja kabar duka kepergianya, menyisakan duka bagi buruh, aktivis berbagai sektor di Jateng dan para advokat pemberi bantuan hukum. Terlihat dari banyak jaringan aktivitis dan elemen lembaga yang menanyakan kabar kepergianya dan ucapan bela sungkawa di sosial media.

Direktur Lembaga Bantuan Hukum Demak Raya (LBH-DERA) Munir melalui pesan singkat yang di terima menyampaikan duka yang sedalam – dalamnya untuk Alm.Agus Riyadi dan berencanya kerumah duka esok hari saat pemakamannya.

Kawan baiknya salah satu Pemberi Bantuan Hukum LBH-Semarang Rizky Putra Edry melalui pesan singkatnya juga menyampaikan duka yang sedalam dalamnya dan berencana datang di hari pemakamannya besok.

Memang mendiang dikenal sosok yang militans, ramah dan periang di kalangan pergerakan seluruh elemen di Jawa Tengah. Pantas saja kabar kepergianya menyisahkan duka yang mendalam bagi siapapun yang mengenalnya.

Dimata anggota ia juga sosok yang lantang dalam menyuarakan isue isue perjuangan buruh dan terkenal keras tanpa komproni. Bahkan sering kali ia menjadi simbol perlawanan dari pergerakan banyak Federasi Buruh di semarang

“Dulu saya satu anggotanya di PUK pabrik kita bekerja. Sebagai sosok pemimpin ia adalah sosok yang militan, keras dan tak kenal takut pada siapapun, bahkan hingga akhirnya terjadi PHK massal termasuk almarhum dia bertahan dalam penyelesaian kasus selama 8 bulan tanpa kerja. Dan kami anggota yang diadvokasinya sudah pada bekerja. Ia masih berjuang demi nasib kami,” papar Kholis, salah satu kawan kerjanya dulu di PT. Delta Demak ketika melayat.

Sampai berita ini diturunkan buruh terus berdatangan kerumah duka di Mantyasih, Magelang, Jawa Tengah. Terlihat juga datang 4 perwakilan dari Dewan Pimpinan Pusat DPP-FSPMI nasional Nanik, Arif, Hervin dan M.Yasin juga seluruh pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Aulia Hakim dan Pengurus Cabang FSPMI di Jateng Abidin juga Konsultant Cabang Sumartono dan Kordinator daerah Garda Metal Iwan memenuhi halaman rumah duka. Terlihat juga buruh dari beberapa wilayah datang kerumah duka. (Nkh)

Pos terkait