Agus Riyadi, Simbol Perlawanan di Jateng Dalam Imaji

Magelang, KPonline – Agus Riyadi Koordinator Media Perdjoengan di Jawa Tengah menghembuskan nafas terkhirnya di RSU Magelang pada Senin (30/9) siang, diketahui akibat penyakit asam lambung dan paru-paru yang dideritanya kurang lebih membuat fisiknya lemah dua tahun terkhir.

Sebagai salah seorang yang berpengaruh besar dalam pergerakan buruh di Jawa Tengah khususnya Semarang, kabar kepergiannya menyisakan duka yang mendalam bagi siapapun yang mengenalnya. Tidak hanya di kalangan federsi buruh di Jawa Tengah, tapi juga kalangan aktivis, baik buruh, mahasiswa,LBH dan aktivis gerakan sosial lainnya.

Bacaan Lainnya

Sebelum menikah almarhum ketika menjabat sebagai Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah FSPMI Jateng, ia juga menjadi pengurus Full Timer di kantor DPW Demak dan Semarang selama kurang lebih 8 tahun. Juga selama itu pula ia dedikasikan hidupnta untuk organisasi dan kegiatan sosial. Dari kegiatan-kegiatan organisasi selalu ada sosoknya sampai advokasi pasien di rumah sakit hingga tengah malam.

Selain sifatnya yang humble dan mudah bergaul, ia dikenal sangat ramah dan sosok yang berani dan militan. Selama ia masih mejadi anggota KSPI-FSPMI ia tidak pernah sama sekali absen dari kegiatan aksi, pengawalan dan tugas lainnya sebelum berlahan penyakit menggerogoti kesehatannya.

Bahkan ia juga aktif di kantong kantong pergerakan. Mahasiswa, LBH dan aktivis sosial lainnya, pantas saja kalau kabar duka menyorot banyak kalangan. Karena memang ia mempunyai kawan dan jaringan yang luas khususnya di dunia pergerakan di Jateng.

Diantara kesempatan yang terekam inilah catatan catatan penting pergerakan buruh dan rakyat di Jateng yang pernah ditorehkan dan Alm.Agus Riyadi menjadi nama penting di dalamnya :

1. Pada tahun 2014 bersama PUK nya PT.DDST Delta Dunia Sandang Textile melakukan pemogokan besar-besaran, ketika awal-awal FSPMI di Jateng. Dalam aksinya kala itu ia menjadi promotor dan salah satu orang penting dalam aksi yang pada saat itu menjabat ketua PUK berhasil menorehkan sejarah pemogokan besar bersama SB-Pantura dan menutup jalan Pantura Demak-Semarang dan membuat akses lalu lintas pada jalur ini macet total. Perlawananya ini menyisakan pagar buri besi sampai sekarang di depan perusahaan hingga akhirnya FSPMI mulai berkembang dan besar.

2. 2017 ia bersama mengawal aksi longmarch kasus agraria Pegunungan Karts Kendeng Pati bersama LBH-Semarang. Ia juga ikut longmarch bersama masyarakat Kendeng dari Pati-Semarang. Hingga melibatkan Garda Metal Jateng salah satu pilar FSPMI untuk ikut aksi solidaritas dalam pengawalan selama longmarch tidak hanya berhenti di situ, ia juga mengawal dan menyerukan aksi sampai gugatan penolakan pabrik masyarakat Kendeng dinyatakan menang di Mahkamah Konstitusi.

3. 2017 Almarhum Agus Riyadi bersama penulis dan Dwi Priyo mengunjungi kantor LBH-Semarang dan bertemu Direktur LBH-Semarang Zainal Arifin untuk mengadakan diskusi terkait kasus Kendeng hingga akhirnya melalui LBH-Semarang yang di inisiatori Almarhum terjadi pertemuan Seluruh Federasi Buruh di Semarang (FSPMI, KAHUTINDU, KSPN, SPN, FSP FARKES, SPSI, YASSANTI) dan deklarasi dukungan buruh Jateng dan berkat pertemuan akhirnya buruh mengadakan Aksi Solidaritas Dukungan Buruh Tolak Pabrik semen dan berlanjut pada aksi – aksi buruh di Semarang sehingga dengan kata lain salah satu cita-citanya menyatukan seluruh buruh dan berjuang bersama-sama bisa terlaksana.

4. Pada Tahun 2015 Media Perdjoengan masih asing dan MP Jateng di gawangi di Jateng hanya 4 orang itu berlangsung selama dua tahun. Dan almarhum adalah salah satu pendiri dan yang menghidupkan salah satu pilar FSPMI itu, ia menjadi orang penting dalam kemajuan MP di Jateng di mana dalam perananya ia yang melakukan pendidikan, kaderisasi hingga akhirnya kini MP Jateng mempunyai kader-kader di beberapa kota di Jateng. Acap kali ia harus wara-wiri dari satu kota ke kota lainnya hingga saat ini MP Jateng bisa jalan dan eksis sebagai penyalur berita dan isue-isue seputar buruh di Semarang.

5. Advokasi pasien BPJS di Semarang selama menjadi Full Timer di kantor DPW-FSPMI, ia juga aktif dalam mengajukan peran Jamkeswatch di Semarang dimana pada saat ini masih kecil jam terbangnya juga di wajah masyarakat. Almarhum menjadi salah satu orang dibalik kemajuan lembaga besutan FSPMI itu.

Ia sering advokasi pasien – pasien di rumah sakit, bahkan tak jarang tengah malam tidurnya sering terhalangi tugas sosial dia selalu ada di tengah – tengah keluarga yang sedang mengharap pertolongan, baik dari advokasi status pasien, obat, kehabisam kamar, obat yang minim dari rumah sakit ia selalu hadir dan menghadapi puluhan permasalahan dengan rumah sakit. Bahkan dalam ingatan ia pernah advokasi salah satu pasien beralamat di Demak yang anaknya sebagai pasien di RS nomer dua terbaik di semarang tapi ditahan dilarang pulang sebelum melunasi kekurangan biaya sekitar 23 juta dan ia advokasi dengan meninggalkan dan menanggung biaya dengan KTP.

Hingga akhirnya ia berkoordinasi dengan Jamkeswatch nasional dan mengajukan permasalahan ke Ombudsman. Singkat cerita ia dipanggil dan marah habis-habisan kepada Direktur utama rumah sakit dan akhirnya biaya dibebaskan.

Semenjak itu Jamkestwach dikenal banyak di publik sehingga dapat banyak menolong masyarakat. Juga lembaga ini mempunyai daya nilai yang tinggi di hadapan rumah sakit di Semarang sehingga mengurangi praktik-praktik busuk rumah sakit karena merasa diawasi dan di kontrol oleh Jamkeswatch.

Dan diatas adalah beberapa ingatan penulis selama mengenal almarhum sejak 2015. Penulis juga sering ikut serta dalam pergerakannya dan beruntung bisa bersama-sama melibatkan diri dalam kegiatan sosial dan pergerakannya. Meskipun sebenarnya banyak kejadian demi kejadian dalam imajinasi yang mulai pudar.

Penulis merasa beruntung mengerti banyak tentangmu dan pernah mengenalmu. Kawan, sahabat, guru dan keluarga entah tingggal berapa yang tersisa.

Selamat jalan kawan, Tunai sudah Janji bhakti. Semoga kedamaian selalu bersamamu.

Penulis : Nukhan Dzu

Pos terkait