Pelalawan, KPonline- Sekretaris Konsulat Cabang FSPMI Kabupaten Pelalawan, Riadi Saputra, menegaskan pentingnya membangun kekuatan organisasi sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi buruh dalam menghadapi dinamika hubungan industrial yang semakin kompleks. Menurutnya, organisasi yang kuat tidak hanya ditandai oleh struktur yang mapan, tetapi juga oleh soliditas anggota, konsistensi perjuangan, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan zaman.
“Membangun kekuatan organisasi adalah proses untuk memperkuat struktur, fungsi, dan sumber daya organisasi agar dapat berfungsi secara efektif dan efisien,” ujarnya.
Lebih lanjut, Riadi menjelaskan bahwa kekuatan organisasi harus dibangun di atas pondasi perencanaan yang matang. Ini mencakup penyusunan program kerja yang realistis dan berbasis pada kebutuhan anggota, pemetaan kekuatan internal, serta pengembangan sistem yang mendukung partisipasi aktif dari seluruh elemen organisasi. Visi yang jelas dan tujuan jangka panjang yang terukur menjadi penentu arah gerak organisasi dalam mencapai kemajuan.
Implementasi strategi yang tepat juga menjadi kunci utama. Strategi tersebut harus mencerminkan nilai-nilai perjuangan buruh, mengutamakan keadilan, serta mendorong keterlibatan aktif seluruh anggota. Riadi menegaskan pentingnya keberanian untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi yang selama ini dijalankan, agar organisasi tidak stagnan tetapi terus berkembang sesuai tantangan yang dihadapi.
Tak kalah penting, Riadi menekankan bahwa pengembangan kapasitas anggota merupakan pilar utama dalam memperkuat organisasi. Pendidikan dan pelatihan serikat harus dijadikan prioritas untuk mencetak kader-kader yang militan, berintegritas, dan memiliki pemahaman mendalam mengenai hak-hak normatif pekerja. Inovasi dalam pendekatan juga diperlukan agar organisasi mampu menjangkau generasi muda pekerja yang cenderung lebih pragmatis dan dinamis.
“Hidup Buruh! Hidup Buruh! Hidup Perjuangan Buruh!” seruan ini bukan sekadar slogan, tetapi manifestasi dari semangat kolektif yang harus terus dirawat dan diperjuangkan. Riadi mengajak seluruh anggota untuk tidak lelah membangun kesadaran bersama bahwa kekuatan buruh ada pada persatuan dan solidaritas. Organisasi bukan sekadar tempat berkumpul, tapi wadah perjuangan yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab.
Menanggapi pernyataan tersebut, Ketua DPW FSPMI Riau, Satria Putra, menambahkan bahwa lemahnya organisasi bukan disebabkan oleh kekuatan pengusaha, melainkan karena belum terbentuknya militansi dan solidaritas yang kokoh di antara anggota. “Kita tidak bisa terus menyalahkan eksternal. Saatnya kita introspeksi. Rasa memiliki terhadap organisasi adalah hal yang utama. Tanpa itu, perjuangan hanya akan jadi wacana tanpa arah,” ujar Satria dengan nada tegas.
Satria juga menekankan pentingnya konsolidasi secara berkala di semua lini struktur organisasi. Menurutnya, hanya dengan komunikasi yang terbuka dan kepemimpinan yang bersifat kolegial, semangat perjuangan buruh dapat terus menyala. Ia mengajak seluruh anggota FSPMI, khususnya di Riau, untuk kembali kepada prinsip dasar perjuangan serikat: kekompakan, kesetaraan, dan keberanian. Karena hanya dengan kekuatan kolektiflah, hak dan martabat buruh bisa diperjuangkan dan ditegakkan.