Kuszairi : Belajar Dari Kasus PUK FSPMI PT. ASSAB

Jakarta, KPonline – Tindakan skorsing terhadap ketua PUK dan 4 anggota patut diduga merupakan upaya union busting. Perundingan tripartit kemarin siang (28/7) yang dihadiri pihak pihak terkait seperti PUK SPAMK FSPMI PT. ASSAB STEELS INDONESIA, PC SPAMK FSPMI DKI, pengawas sudinakertrans, dan kuasa hukum manajemen dari Apindo tidak menghasilkan kesepakatan apa apa. Manajemen tidak bersedia mencabut skorsing sehingga PUK PT ASSAB aksi mogok kerja akan berlanjut terus.

Sementara itu, dalam sebuah orasinya sekretaris PUK FSCM Kuszairi yang hadir sejak pagi solidaritas di PUK PT. ASSAB menyampaikan pesan bahwa ada sebuah pelajaran dari kasus yang sedang dialami oleh PUK ASSAB ini. Dalam suasana kerja yang tenang tiba tiba ada surat skorsing yang dikeluarkan untuk ketua PUK PT. ASSAB STEELS, Sukriyadi dan 4 orang anggota lainnya dengan alasan line produksi yang bersangkutan di tutup tidak produksi lagi. Menjadi sesuatu yang aneh dan belum pernah terjadi, kalaupun benar line produksi di tutup, harusnya pekerja masih bisa dialihkan untuk melakukan pekerja di bagian yang lain. Bukan malah melakukan skorsing yang terkesan dipaksakan, karena kelima orang tersebut juga sudah dilarang memasuki area kerja oleh pihak manajemen.

Bacaan Lainnya

“Ini yang harus kita lawan dan perjuangkan bersama sama, agar skorsing dicabut dan kelima orang termasuk ketua bisa bekerja seperti biasa lagi.” ujar Kuszairi.

“Bila dibiarkan, tidak menutup kemungkinan akan terjadi di PUK PUK lainnya, manajemen seenaknya melakukan skorsing dan PHK sepihak kepada pengurus PUK, padahal organisasi serikat pekerja dilindungi oleh Undang Undang.” lanjutnya.

Seperti api dalam sekam, bila dibiarkan akan menjalar kemana mana. Menghabisi siapa saja yang berhadapan dengan manajemen. Yang perlu diwaspadai, pihak manajemen pasti juga memiliki jaringan khususnya di dalam kawasan industri Pulogadung maupun jaringan yang lebih luas. Sehingga informasi apapun terkait hubungan industrial pasti akan dengan cepat menyebar luas dan dikhawatirkan akan menjadi virus bagi perusahaan lain yang memiliki niatan yang sama memberangus serikat pekerja dari dalam.

(Jim).

Pos terkait