Purwakarta, KPonline–Kelangkaan gas elpiji 3 kg akibat kebijakan pemerintah yang melarang pengecer atau warung menjual gas bersubsidi semakin dirasakan oleh masyarakat, terutama pekerja perempuan. Mereka harus mencari-cari hingga mengantri di pangkalan resmi untuk mendapatkan gas, mengorbankan waktu istirahat yang seharusnya bisa digunakan untuk melepas lelah setelah bekerja.
Selain itu, dampak dari kelangkaan ini juga dirasakan oleh pekerja yang memiliki usaha sampingan, seperti warung makan dan usaha kuliner rumahan. Produksi makanan menjadi terhambat, sehingga berpengaruh pada pendapatan mereka. Ima, seorang pekerja perempuan yang bekerja di Kawasan Industri Kota Bukit Indah dan memiliki usaha sampingan pun mengungkapkan keresahannya.
“Saya berharap ketersediaan gas elpiji 3 kg bisa kembali stabil. Gas ini sangat penting untuk keperluan sehari-hari dan usaha. Kalau pun mahal, yang penting ada. Tapi kalau tersedia dengan harga terjangkau, itu lebih baik,” ujar Ima yang juga merupakan Tim Media Perdjoeangan Daerah Purwakarta.
Beruntung, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk kembali memperbolehkan pengecer menjual gas elpiji 3 kg. Kebijakan ini diharapkan dapat membantu masyarakat, terutama pekerja perempuan dan pelaku usaha kecil, agar lebih mudah mendapatkan gas dengan harga yang wajar.
Dengan adanya keputusan ini, masyarakat berharap distribusi gas elpiji 3 kg kembali normal dan tidak ada lagi kelangkaan yang menyulitkan mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.