Purwakarta, KPonline — Dalam semangat memperingati Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei 2025), sorotan tahun ini tertuju pada kekuatan sejati bangsa. Salah satunya adalah kelas pekerja. Dari pabrik-pabrik yang tak pernah tidur hingga para sopir yang menggerakkan roda ekonomi, suara mereka kini semakin nyaring terdengar di tengah panggung nasional. Terlebih, pasca May Day (2025) yang dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Jutaan buruh, mulai karyawan, hingga pekerja informal dan seluruh rakyat Indonesia pada umumnya hari ini memperingati hari kebangkitan Nasional (20 Mei). “Bangkit Bersama, Sejahtera Bersama”. Mereka pun menyerukan hak atas kehidupan yang layak, pengakuan atas kontribusi, dan keterlibatan dalam pengambilan kebijakan publik dengan berencana melakukan deklarasi Koalisi Serikat Pekerja bersama Partai Buruh di Gedung Juang 45, Jakarta. Selasa, (20/5/2025).
“Sudah waktunya bangsa ini bangkit bukan hanya untuk elite, tapi juga untuk kami yang bekerja siang dan malam demi ekonomi negara,” ujar Sidempuan, pekerja pabrik otomotif di Purwakarta. “Kebangkitan nasional hari ini harus berarti kebangkitan martabat buruh.”
Dan rencananya juga sejumlah serikat pekerja dan organisasi sosial juga menyerukan pentingnya reformasi sistem ketenagakerjaan, perlindungan bagi pekerja digital dan informal, serta pendidikan vokasi yang adil dan merata.
Pemerintah sendiri melalui Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam Mayday (2025) kemarin menyatakan komitmennya untuk menjadikan tahun ini sebagai momentum memperkuat peran kelas pekerja atau kaum buruh dalam pembangunan dengan akan membentuk Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional yang akan diisi oleh para tokoh buruh dalam struktur maupun keanggotaannya.
Dengan semangat kebersamaan, Kebangkitan Nasional tahun ini menjadi pertanda bahwa perjuangan belum usai dan kelas pekerja kini tak hanya jadi penonton sejarah, tapi penentu arah bangsa.