Ini Yang Dilakukan Anggota PUK PT. Sepatu Bata, Saat Pengurus Mereka Di PHK

Purwakarta, KPonline – Setelah menunaikan aktivitasnya sebagai pekerja. Segelas kopi, sebatang rokok diiringi dengan obrolan santai menjadi warna tersendiri bagi kawan-kawan anggota Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Aneka Industri Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (PUK SPAI-FSPMI) PT. Sepatu Bata pada Selasa sore (17/11) di depan lobby kantor perusahaan alas kaki sepatu ternama di Tanah Air saat ini (PT. Sepatu Bata).

Sederhana, hangat dan begitulah cara mereka dalam mensupport moril kepada empat (4) rekan mereka yang notabenenya sebagai pengurus PUK untuk tetap semangat, melawan kesewenang-wenangan (kezholiman) yang telah dilakukan pihak manajemen dengan dipaksa untuk berhenti bekerja (PHK) dari PT. Sepatu Bata Tbk yang berlokasi di Jl. Raya Cibening, Kec. Bungursari, Kab. Purwakarta.

Bacaan Lainnya

Seperti yang sudah diberitakan oleh Media Perdjoeangan sebelumnya https://www.koranperdjoeangan.com/phk-sepihak-pekerja-pt-sepatu-bata-kisahkan-firaun-yang-ingin-membinasakan-nabi-musa/

Walaupun menolak PHK. Evin Fahrezy, Reno Suseno, Lestareno dan Arpan Ramdhani saat ini tidak diperbolehkan kembali memasuki wilayah produksi PT. Sepatu Bata. Terhitung sejak dikeluarkannya surat PHK oleh pihak manajemen perusahaan, tertanggal 31 Oktober 2020. Dan sejak saat itu pula, Evin beserta ketiga rekan yang lain, kini hanya bisa berdiam diri di depan lobby kantor atau halaman perusahaan.

Kemudian, atas perlakuan yang sudah dilakukan oleh PT. Sepatu Bata kepada empat orang pekerja tersebut, manajemen PT. Sepatu Bata diduga telah melanggar pasal 151 dan pasal 155 dalam peraturan perundang-undangan Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003.

“Sebagus dan sebaik apapun Undang-undang. Kalau dalam pelaksanaannya tidak bagus, aturan hanyalah tinggal aturan,” ungkap Dani Mardani selaku ketua PUK SPAI-FSPMI PT. Sepatu Bata.

Ia pun menambahkan, semoga permasalahan hubungan industrial yang sedang terjadi saat ini bisa diselesaikan secara baik dan Evin beserta ketiga kawan yang lain bisa dipekerjakan kembali.

“Terimakasih kepada kawan-kawan anggota yang sampai saat ini masih tetap satu komando dan satu instruksi. Kehadiran kawan-kawan walau hanya sekedar ngopi dan sedikit diskusi, membuktikan bahwa kita masih kompak dan solid,” tutup Dani Mardani kepada Media Perdjoeangan

Pos terkait