Garda Metal Odong-odong

Bogor, KPonline – Terputusnya hubungan kerja dalam suatu Hubungan Industrial, sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi kaum buruh. Dengan terputusnya hubungan kerja antara pekerja dengan pemberi kerja, maka terputuslah juga pendapatan yang diterima oleh buruh tersebut. Khawatir, was-was, takut dan berbagai macam bentuk perasaan tak menentu lainnya, seakan-akan menghantui kaum buruh jika diambang PHK.

“Awalnya mungkin kita akan bingung mau usaha apa. Tapi percaya deh, rezeqi, jodoh dan maut sudah ada yang mengatur” ucap Ari Supriyadi, Koordinator Area Garda Metal Bogor wilayah Cibinong, Citeureup dan sekitarnya. Mantan buruh anggota PUK SPAMK-FSPMI PT. Indokarlo Perkasa ini, membuka usaha sarana hiburan dan permainan anak-anak. Usahanya tersebut digelar disekitar areal Gelanggang Olah Raga Pakan Sari Cibinong, Bogor.

Bacaan Lainnya

“Pada awal-awal sih memang sulit. Maklum baru merintis usaha kayak ginian. Jualan sepatu, perabot rumah tangga juga pernah dilakuin. Ya namanya juga usaha” ungkapnya kepada awak Media Perdjoeangan ketika menyambangi usaha “odong-odong” miliknya pada Sabtu malam 16 November 2019. Sejauh pantauan awak Media Perdjoeangan, puluhan anak-anak antara usia 2 tahun hingga 10 tahun, tiada henti-hentinya mengantri untuk bermain.


“Pertama-tama punya odong-odong (sejenis Komedi Putar versi mini, yang diputar menggunakan tenaga listrik). Terus bisa nabung, sampe punya Istana Balon, Kolam Mandi Bola, dan yang lainnya. Ada beberapa yang dibeli dengan cara patungan” sambil menunjuk macam-macam permainan anak yang disebutkan. Dan untuk penghasilan per harinya jangan ditanya lagi, karena sudah melebihi upahnya ketika menjadi buruh pabrik.

“Ya lumayan lah pokoknya. Kalau hari biasa (Senin malam-Kamis malam) penghasilan rata-rata 200-500 ribuan. Kalau akhir pekan yang cukup lumayan, bisa 1 jutaan” ujar Ari yang hingga saat ini masih aktif di Garda Metal. Dia juga bercerita, bahwa awal mulanya dia diajak oleh seorang sahabatnya untuk memulai usaha permainan anak-anak.

Pria kelahiran Brebes ini pun berpesan sekaligus mengajak kawan-kawan buruh yang saat ini sedang mengalami proses Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). “Nggak usah takut, hadapi aja. Rezeqi nggak bakalan ketuker. Percaya deh” seraya meyakinkan bahwa segalanya harus diserahkan kepada Tuhan.

“Apalagi pas menghadapi waktu penetapan upah minimum. Kawan-kawan buruh yang saat ini statusnya masih aktif bekerja, sudah seharusnya berjuang lebih keras dan aktif di organisasi. Jangan sampe mantan-mantan buruh, aktivis buruh yang udah nggak menerima upah yang giat bergerak dan berjuang,” tutur Ari sambil tertawa.

Saat ini, pergerakan dan perjuangan kaum buruh sedang mengalami surut yang cukup memprihatinkan. Jumlah massa aksi yang terus berkurang, militansi yang menurun dan kurang bersemangatnya buruh-buruh dalam memperjuangkan hak-hak dasarnya. Bercermin kepada Ari Supriyadi, sudah seharusnya buruh-buruh kembali menggelorakan semangat perjuangan, agar pergerakan kaum buruh kembali diperhitungkan dalam meraih cita-cita kesejahteraan bersama. (RDW)

Pos terkait