Galangan Kapal Batam Terpuruk, Buruh: Jangan Saling Cari Kambing Hitam

Batam,KPonline – Ketua Batam Shipyard and Offshore Association (BSOA) Batam, Sarwo Edi mengatakan, ada 110 industri maritim di Batam dan 70 persennya adalah PMA. Namun banyaknya aturan dari pemerintah pusat dan terus menurunnya order membuat shipyard tak lagi menjadi industri unggulan di Batam.

“Dulu shipyard merupakan industri tumpuan Kota Batam. Tapi saat ini kondisinya memang sangat terpuruk,” katanya dalam focus group discussion (FGD) di Badan Pengusahaan (BP) Batam, Rabu (20/9/2017).

Bacaan Lainnya

Sampai kini belum ada tanda-tanda industri shipyard di Batam akan membaik. Jumlah tenaga kerja yang dulunya mencapai 250 ribu orang, sekarang tinggal 10 persennya saja atau sekitar 25 ribu orang.

Menanggapi pernyataan di atas, Ketua serikat pekerja perkapalan dan jasa maritim FSPMI, Panusunan Siregar mengatakan BSOA janganlah selalu mencari kambing hitam atas kondisi tersebut.

BSOA juga bisa dipertanyakan konstribusinya apa digalangan kapal?

“Jika asosiasi pengusaha sudah mengesampingkan hak buruh dan hanya konsentrasi bagaimana upah setiap tahunnya untuk bisa selalu bermasalah dan bahkan sibuk dengan gugatan tentang upah buruh pekerja galangan, kapan majunya galangan kapal Batam” ungkapnya di kutip dari laman media sosial miliknya

“Ketika kecelakaan kerja yang merenggut nyawa pekerja di galangan kapal Batam dimana BSOA
Dampak ini membuat owner, klien pengusaha juga enggan membawa proyek ke Batam”

“Apa evaluasinya terhadap pengusaha/perusahaan shipyard oil dan gas yang bernaung di bsoa dan apindo terhadap kejadian kejadian yang merenggut nyawa pekerja ?”

“Bsoa jangan sibuk mencari kambing hitam, mari intropeksi diri juga sebagai asosiasi pengusaha biar kami juga instropeksi diri sebagai pekerja, jangan kita sibuk mencari kekurangan orang lain tapi kita tak sadar bahwa kita juga bagian dari sumber masalah”

Seperti di beritakan sebelumnya, sebuah kapal tangker Gamkonora milik Pertamina yang sedang dikerjakan di PT ASL Siphiyard terbakar, Kamis (7/9/2017) sore. Akibat kejadian itu lima orang pekerja dari subcon PT Sinar Cendana tewas lima korban tersebut adalah, Nimrot Hutagalung, Onik Saputra, Faisal Koto, Rusli Tan dan Milik Majida. Kebakaran terjadi diduga karena kurangnya pengawasan perusahaan atas keselamatan para pekerja. Informasi yang diperoleh dari pihak kepolisian dan pekerja sebelum terjadi kebakaran itu, ada sekelompok pekerja yang sedang mengerjakan bagian tangki mesin kapal dengan mengunakan alat las.

Tak lama setelah kejadian tersebut
giliran buruh galangan kapal lainnya, yang meregang nyawa di tempat setelah terkena sengatan aliran listrik.

Kecelakaan ini terjadi pada Sabtu (16/9/2017) siang. Korban meninggal diketahui bernama Yogi yang saat kejadian korban tengah melakukan pengerjaan gerinda di lambung kapal milik Basarnas yang sedang dikerjakan di PT Palindo Marine.

Yogi, meninggal setelah tersengat aliran listrik dan terpental dari tempat korban melaksanakan pengerjaan.

Pos terkait