Sejumlah Pabrik Besar Tumbang. Tanda Bakal Terjadi Tsunami PHK?

Jakarta, KPonline – Dalam beberapa hari ini kita dikejutkan dengan informasi jika di lingkungan PT Krakatau Steel terjadi gelombang PHK. Tak tanggung-tanggung. Jumlah buruh yang kehilangan pekerjaan disebut mencapai 1.300 orang.

Angka 1.300 bukanlah bilangan kecil. Untuk sebuah PHK, satu orang saja sudah merupakan angka yang sangat besar. Apalagi jika jumlahnya mencapai ribuan.

Bacaan Lainnya

Sebab di balik satu orang itu ada keluarga yang musti dihidupi. Mereka selama ini menggantungkan harapan dari upah yang rutin diterima setiap bulan. Apa jadinya jika penghasilan mereka terhenti? Ini tragedi bagi kemanusiaan.

Namun kabar buruk ini tidak hanya terjadi di kota baja. Di Batam, Kepulauan Riau, setidaknya dalam kurun waktu beberapa bulan ini dikabarkan sudah dua pabrik besar yang tumbang.

Pertama adalah PT Foster Electronic Indonesia yang tutup sejak beberapa bulan lalu. Perusahaan yang berlokasi di Kawasan Industri Muka Kuning, Batam, ini memproduksi speaker atau pengeras suara.

Tak tanggung-tanggung, tutupnya PT Foster Electronic Indonesia menyebabkan lebih dari 1.000 orang buruh kehilangan pekerjaan.

Selain itu, ada PT Unisem Batam. Pihak perusahaan sudah memastikan jika per tanggal 30 September 2019 akan menutup pabriknya yang berlokasi di Batamindo Industrial Park, Jl. S. Parman No.Kav. 201, Muka
Kuning, Sei Beduk, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Tutupnya pabrik Semiconduktor ini menyebabkan 1.505 orang buruh kehilangan pekerjaan.

Apakah data tutupnya perusahaan berhenti sampai di sini? Ternyata tidak. Dari laman spn.or.id diberitakan, PT Sulindamills tutup akhir Mei 2019. Pabrik garmen di Cikarang Barat ini disebut melakukan PHK terhadap 949 orang. (https://spn.or.id/lagi-pabrik-di-kabupaten-bekasi-akan-tutup/)

Ketika saya konfirmasi, Sekretaris Jenderal DPP SPN Ramidi membenarkan informasi tersebut. Selain itu, kata Ramidi, PHK juga terjadi di PT. Shinta Budiarni, PT. Sarasa Kausa Busana, PT. Mikwang (Tangerang) PT. Damatex dan Timatex (Salatiga).

Sementara itu, di Kayong Utara, Kalimantan Barat, tutupnya PT Kalimantan Agro Pusaka pada bulan April 2019 menyebabkan 600 orang butuh kehilangan pekerjaan. Hak mereka pun belum didapatkan.

Peringatan Keras

Banyaknya PHK terjadi dalam kurun waktu tahun 2019 ini menjadi peringatan bagi kita semua. Bisa saja kondisinya akan terus memburuk yang berakibat pada tsunami PHK.

Pemerintah jangan lengah. Apalagi bukan kali ini saja terjadi gelombang PHK. Bahkan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) secara resmi menyebut dalam hampir 5 tahun pemerintahan Jokowi – JK sudah terjadi tiga kali gelombang PHK.

Kita berharap, pemerintah melakukan langkah-langkah konkret untuk menghindari terjadinya gelombang PHK. Bukannya mewacanakan revisi UU Ketenaagkerjaan untuk mengurangi pesangon, yang dampaknya PHK akan semakin gampang.

Pos terkait