Bebas Dari Penjara Jadi Pengusaha

Tora sudah hampir satu jam duduk termenung dipinggir kali tempat ia beternak ikan Lele. Entah apa yang ia pikirkan tidak ada satu orang pun yang tahu. Tidak seperti biasanya, setelah memberi makan Lele-lele nya ia bersegera beranjak pulang untuk siap-siap pergi bekerja. Tora seorang pengusaha Lele tapi ia juga seorang buruh pabrik. Pabrik yang cukup ternama dikota Batam yang karyawanya lebih dari 2500 orang. Dia bekerja dibagian proses drossing solder, tempat mengelola solder sisa sebuah proses agar bisa dipake kembali.

Pagi itu ia duduk termenung cukup lama hingga pekerja nya datang menghampiri.

Bacaan Lainnya

“Bapak tidak bekerja hari in?” sapa Ucok yang membuyarkan lamunan Tora.

Ucok nama penjaga ternak Lele yang dimiliki Tora yang sudah setia menemani dia semenjak usaha itu dirintis lima tahun yang lalu.

“Iya Pak, saya cuti setengah hari, jadi saya masuk nanti agak siang” jawab Tora menjelaskan

“Oh, pantes bapak kelihatan masih santai disini pak. Lagi ngelamunin apa toh pak, kok saya perhatikan lamunanya begitu berat. Pasti lagi mikirin calon istri ya pak ya?” Ucok terus nyerocos mengajak Tora berbicara.

Tora masih hidup sendiri meskipun dia sudah sangat mapan. Umur dia sudah menginjak 32 tahun sudah saatnya menikah di usia tersebut. Tapi entah kenapa Tora belum juga menikah. Ia justru memiliki hobi mengumpulkan pundi-pundi rupiah yang kelak entah siapa yang akan meikmatinya. Ia bekerja sangat keras, tekun dan ulet. Pokoknya dia itu calon mantu dan suami idaman lah. Pasti banyak cewek yang mau dilamar sama dia.

****

“Eh, itu kenapa didepan ada polisi segala ya” bisik Tari kepada Rini.

“Masa? Kamu lihat dimana? Jangan gossip deh!” tegas Rini

Tari dan Rini sedang makan dikantin perusahaan. Mereka berdua adalah leader di perusahaan itu.

“Aku nggak bohong, lihat saja kalau nggak percaya” jawab Tari tegas!

“Sekarang?” Jawab Rini

“Terserah kamu” jawab Tari sambil mengangkat kedua bahunya.

“Yang bener aja aku ninggalin makanan ku yang enak ini hanya untuk memastikan berita yang kamu bawa yang belum tentu kebenaran nya. Mending aku makan ngisi perut ku yang lapar biar nanti bisa kerja keras lagi” Rini ngomel sambil ngunyah.

Sehabis makan Rini dan Tari pergi ke loker menyimpan HP nya. Dan benar ternyata polisi masih di security sedang mewawancarai seorang leader.

“Tuh lihat, benerkan apa yang ku bilang?” Tari berbisik sambil memonyongkan bibirnya ke arah pintu masuk perusahaan tempat security jaga.

“Iya ya, ada apakah gerangan? Kok aku mencurigai polisi itu sedang nyari kamu ya” jawab Rini mengolok Tari lalu cengengesan.

Sontak Tari jadi kesel donk. Rini memang orang yang cuek tidak peduli urusan orang. Beda dengan Tari yang selalu kepo dengan apa yang sedang terjadi. Dan dia selalu update berita terbaru. Tapi meskipun kepribadian mereka bertolak belakang, mereka bisa berteman akrab sudah hampir lima tahun.

***

“Riniiii,” Tari datang pagi-pagi ketempat kerja sambil teriak-teriak manggil Rini dan juga lari-lari menyusul Rini yang sedang ganti pakaian kerja di loker nya.

“Ada apa sih, pagi-pagi datang udah teriak-teriak” jawab Rini dengan nada datar

“Eh aku ada berita, kamu pasti kaget mendengarnya. Mau dengar nggak?”

“Enggak, paling juga nggak penting” Jawab Rini seadanya.

“Ih, kamu kok gitu sih. Ini penting tauk!” jawab tari kesal dengan tanggapan Rini yang super cuek.

“Ya ngomong aja kalau kamu mau ngomong, biasanya juga nyerocos aja tanpa basa basi” sela Rini yang masih dengan muka super cuek.

“Eh, ternyata polisi yang datang kemaren itu sedang menangani kasus pencurian di PT kita ini.” Ungkap Tari dengan semangat memulai ceritanya.

“Kamu jangan ngarang, nanti kamu yang ditangkap polisi tauk” Rini yang semula tidak tertarik mulai merespon dengan serius.

“Aku serius! Dua rius malah” jawab Tari sambil mengangkat dua jari nya.

“Coba deh cerita lebih detail, tapi awas kalau berita yang kamu bawa nggak bener ya, aku habisin kamu nanti” ancam Rini

Lalu Tari menceritakan dengan detail dan semangat.

“Jadi, di PT kita ada kehilangan solder setelah inventory. Jumlah pemakaian dan sisa nya tidak imbang, selisihnya banyak sekali. Trus dicurigai ada yang nyuri solder tersebut. Lalu ada yang bersaksi bahwa si Tora pelaku pencurian itu. Nah dari situlah si Tora ini mulai dicurigai hingga security perusahaan mendapatkan barang bukti. Jadi kemaren itu polisi datang ke PT kita nyari si Tora karena HRD sudah membuat laporan pencurian. Tapi si Tora nya cuti setengah hari jadi dia belum datang. Dan sore kemaren si Tora sudah dibawa ke kantor polisi”

Tari bercerita berapi-api dan kali ini berita yang dia bawa ternyata benar. Tora sudah tidak ada lagi bekerja pagi itu. Rini sempat melihat kearah station dimana Tora bekerja dan didapati tidak ada lagi Tora disana. Rini diam-diam prihatin atas apa yang menimpa Tora. Dan menjadi pertanyaan besar dikepalanya kenapa Tora melakukan itu. Karena hampir semua orang di tempat kerja tahu kalau Tora adalah pengusaha Lele. Pasti dia tidak akan kekurangan uang. Apalagi dia masih belum berkeluarga. Hanya Tora lah yang tahu masalah itu.

Sesuai peraturan perusahaan, karyawan yang mencuri akan dikeluarkan tanpa pesangon. Tora adalah karyawan permanen yang sudah bekerja selama delapan tahun. Dia sekarang mendekam dipenjara sudah tiga hari tiga malam. Salah satu pengurus serikat datang menjenguknya dipenjara. Sambil menanyakan beberapa hal kepadanya perihal kasus pencurian itu. Bagaimana pun Tora adalah anggota serikat pekerja FSPMI yang ada diperusahaan tempat ia bekerja. Dan sudah semestinya dia mendapatkan hak untuk di advokasi. Meskipun tidak sepenuhnya setidaknya ada jalan terbaik.

Lalu pengurus serikat menjumpai manajemen perusahaan untuk membicarakan dan bernegosiasi untuk kasus Tora. Serikat meminta perusahaan untuk mencabut tuntutan terhadap Tora sehingga ia bisa di bebaskan. Sekaligus meminta agar Tora diberikan minimal uang jasa untuk ia bertahan hidup sampai ia bekerja Kembali. Kalau untuk dipekerjakan Kembali tentu tidak akan bisa, karena peraturan di PKB harus sama-sama di hormati dan di patuhi.

Berkat Kerjasama pengurus serikat dan manajemen perusahaan, akhirnya Tora dibebaskan dari penjara. Tapi Tora tentu tidak bisa bekerja lagi. Tidak hanya itu, Tora juga mendapatkan uang jasa sebanyak dua bulan gaji. Mungkin bagi Tora uang jasa itu tidak terlalu berarti, tetapi dia sangat lega ia bisa bebas dari penjara dan tidak lagi tidur beralaskan kardus di balik jeruji besi. Tora sangat berterimakasih kepada pengurus serikat. Jika dulu dia tidak bergabung jadi anggota, tentu saja saat ini dia masih mendekam dipenjara menjalani hukuman nya sampai selesai.

Begitulah FSPMI, tidak akan meninggalkan anggotanya meskipun ia seorang pencuri. Bukan berarti perbuatan mencuri itu dibenarkan, tetapi dia sebagai anggota memiliki hak untuk dibela. Mencuri tetaplah sebuah kesalahan yang fatal, meskipun dalam keadaan terjepit sekalipun itu tidak dibenarkan.

***

“Bapak kok bermenung lagi di sini? Apa bapak tidak berangkat kerja lagi hari ini?” tanya Ucok saat melihat Tora bermenung lagi di pinggir kali sehabis memberi makan Lele.

“Tidak Pak Ucok, saya setiap hari akan kesini Pak, saya sudah tidak bekerja lagi di pabrik” jawab tora sambil tersenyum.

“Lho kenapa pak?” Ucok kaget

“Tidak apa-apa Pak, saya sudah keluar dari perusahaan dan saya sepertinya lebih cocok disini bersama Lele-lele ini” jawab Tora sambil tersenyum.

“Yah, kalau begitu saya dipecat ya Pak, karena bapak sudah bisa mengurus Lele sendiri dan sudah punya banyak waktu” Ucok memasang raut muka sedih.

“Tidak lah Pak Ucok, saya akan tetap mempekerjakan Pak Ucok. Bahkan saya berencana akan memperluas ternak Lele ini dan merekrut beberapa orang karyawan. Hitung-hitung membantu pemerintah membuka lapangan kerja Pak” Jawab Tora bersemangat.

“Wah, kalau begitu Bapak jadi pengusaha dong pak” jawab Ucok bersemangat juga.

“Iya, tepatnya pengusaha Lele” Jawab Tora

Lalu mereka tertawa bareng. Statusnya jadi buruh sudah berakhir, walaupun dengan cara yang tidak baik. Tapi manusia pasti ada khilaf tergantung kita akan mengambil kekhilafan itu sebagai pelajaran hidup untuk lebih baik atau akan klilaf selamanya.

Maryam Ete – Devisi Sastra  Media Perdjoeangan Nasional

 

Pos terkait