Bahas Situasi Pasca Pilpres 2019, Konfederasi Serikat Pekerja Sedunia Datangi KSPI

Sekretaris Jenderal International Trade Union Confederation (ITUC) wilayah Asia Pacific, Shoya Yusida kunjungi KSPI.

Jakarta, KPonline – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mendapat kunjungan dari Sekretaris Jenderal International Trade Union Confederation (ITUC) wilayah Asia Pacific, Shoya Yusida, Senin (13/5/2019). Seperti yang kita tahu, KSPI berafiliasi dengan konfederasi buruh tingkat dunia itu.

Ada beragam hal yang dibicarakan dalam pertemuan yang dihadiri para petinggi KSPI tersebut. Terutama yang terkait dengan peluang dan tantangan yang dihadapi pekerja di Indonesia pasca Pilpres.

Bacaan Lainnya

Secara umum, KSPI menyoroti permasalahan upah, pemagangan yang disalahgunakan, pekerja migrant, hingga investasi asing yang diiringi dengan masuknya TKA unskill. Selain itu, keanggotaaan serikat pekerja dan isu pekerja perempuan juga disinggung

Dalam kaitan dengan pekerja muda, yang rentan dieksploitasi karena adanya kebijakan pemagangan, Yoshida menanyakan apa saja yang sudah dilakukan KSPI.

Menjawab pertanyaan itu, Sekretaris Jenderal KSPI Ramidi, menjelaskan jika perjuangan KSPI saat ini fokus pada regulasi. KSPI meminta agar peraturan mengenai pemagangan dicabut, sehingga tidak ada celah untuk disalahgunakan.

Faktanya, di beberapa perusahaan pemagangan justru disalahgunakan. Mereka bekerja seperti buruh yang lain. Bahkan dengan sistem shift dan diwajibkan lembur, tetapi hanya mendapatkan uang saku.

Bagi KSPI, ini adalah bentuk eksploitasi. Dampaknya lebih buruk dari outsourcing.

Deputi President atau Ketua Harian KSPI Muhamad Rusdi menambahkan, jika pihaknya juga masuk ke kampus-kampus untuk membangun jejaring dengan gerakan mahasiswa. Beberapa kali KSPI diundang oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) atau organisasi ekstra kampus untuk menjelaskan berbagai permasalahan perburuhan.

“Dalam beberapa isu, seperti menolak kenaikan tarif dasar listrik dan BBM, buruh dan mahasiswa turun jalan bersama,” kata Rusdi.

Pertemuan singkat antara ITUC Asia Pacific dengan KSPI ini memang tidak banyak menyelesaikan permasalahan. Namun demikian, ini makin meneguhkan arti tentang solidaritas lintas batas. Tidak hanya dengan kaum buruh di Indonesia, tetapi juga dari seluruh dunia.

KSPI sadar, permasalahan yang dihadapi ke depan akan bertambah berat. Dan justru karena kita sadar masih banyak hal yang harus diperbaiki, kita tidak akan pernah berhenti.

Terus maju untuk meretas jalan pembebasan…

Pos terkait