Ternyata Masih ada yang Peduli pada Kesejahteraan Buruh pada Peringatan Mayday

Semarang, KPonline – Hari buruh Internasional yang lebih dikenal sebagai Mayday juga diperingati oleh berbagai elemen Serikat Pekerja yang ada dikota Semarang dengan turun ke jalan.

Meskipun Mayday merupakan hari libur nasional akan tetapi mereka tidak akan lupa terhadap perjuangan ratusan ribu kaum buruh pada tahun 1889 silam di Amerika Serikat  yang sudah berkorban baik harta maupun nyawa untuk memperjuangkan 8 jam kerja dari rata-rata 18-20 jam sehari dengan turun ke jalan.

Bacaan Lainnya

Terlihat di jalan-jalan kota Semarang elemen serikat pekerja seperti FSP-KEP, KASBI, SPN dan FSPMI bergantian melakukan konvoi sambil menyuarakan aspirasinya di hari buruh tersebut. Bahkan massa dari SPN setelah mengetahui bahwa massa aksi dari FSPMI akan melakukan orasi dan audensi di kantor Walikota, mereka kemudian menunggu dan bergabung dengan FSPMI di depan kantor Walikota Semarang di Jalan Pemuda dan kemudian melanjutkan ke kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan.

Meskipun tak banyak massa buruh yang turun ke jalan, namun hal itu masih memberikan harapan bahwa aksi buruh masih ada dan masih ada yang peduli terhadap masa depan kesejahteraan para buruh di Mayday tahun ini. Karena mereka juga sadar bahwa Mayday Is Not Holiday.

Seperti yang selalu disampaikan oleh Sumartono selaku Ketua KC FSPMI Semarang Raya disetiap kesempatan menjelang Mayday.

“Pemerintah memberikan hari libur untuk buruh agar kita bisa merayakannya, maka rayakanlah hari buruh ini dengan perjuangan. Karena perjuangan buruh yang sampai saat ini belum tercapai maka kita akan tetap turun ke jalan”, ujarnya.
(sup)

Pos terkait