Sang Pembelajar : Stop PHK di Tengah Pandemi

Deli Serdang, KPonline – Mungkin judul diatas dapat menuliskan kisah kedekatan saya dengan PUK ini. Kebetulan dalam perekrutan, selain saya kenal dengan Ketua PUK nya (Sebelum mereka bergabung di FSPMI) sejak masih di Serikat lokal. Di hari yg bersejarah itu, saya mendapat perintah atau di tunjuk oleh Willy Agus Utomo selaku Ketua DPW FSPMI Sumatera Utara untuk meng-organizer mereka.

Pada saat itu sekitar 3 tahun yang lalu, mereka masih berjumlah 17 orang. Rutin kita berdiskusi di setiap sore setelah mereka pulang kerja. Dari awal Bung Kamal dan Nurdin Arariri memang sudah di percaya teman-teman lain untuk memimpin organisasi di basis pabrik.

Bacaan Lainnya

Musyawarah itu memang sangat sederhana dan membentuk PUK SPAI FSPMI PT. Sumatera Timberindo Industry (STI) yang juga sangat sederhana, tepat di diskusi ke 7 kita, di salah satu kediaman anggota, MUSNIK pun terlaksana dengan menjadikan mereka berdua sebagai Ketua dan Sekretaris PUK.

Singkat cerita, PUK yang dalam satu tahun pertamanya itu sangat kesusahan dalam melakukan perekrutan, bukan karena mereka tak sanggup, tetapi di masa itu memang mereka sedang getol-getolnya belajar tentang Organisasi secara menyeluruh. Mulai dari menerapkan atau mengaktifkan segala bidang sampai mempeta-kan masalah-masalah perburuhan yang di langgar oleh Perusahaan.

Sampai sekarang kami (Saya dan Bung Kamal) masih aktif dalam diskusi melalui HP. Dari diskusi kami, memang selalu banyak perdebatan bukan hanya dalam mengelolah Koran Perdjoeangan Sumatera Utara tetapi juga dalam hal menerapkan organisasi yang sehat dan menjalankan seluruh aturan yg ada di FSPMI, mau itu PO sampai AD/ART.

Kami sempat juga ribut hingga terbawa ke dalam Pilar Organisasi Media Perdjoeangan. Tetapi memang hal itu menjadi sangat merekatkan kami.

3 tahun sudah Bung Kamal dan Bung Nurdin mengelola PUK ini. Kemajuannya memang sangat signifikan. Mulai dari jumlah keanggotaan yang kini mencapai ratusan, serta tetap menjalankan organisasi sesuai aturan.

Masa tersulit pernah beliau hadapi dalam mengelola organisasi mulai dari kehilangan kepercayaan sampai di mutasikan menjadi Pengaman Perusahaan (Security) yang sebenarnya bertolak belakang dengan statusnya sebagai Ketua PUK (disatu sisi mati-matian memperjuangkan anggota, disisi lain harus menjaga ke amanan Perusahaan) tetapi hal itu mampu beliau hadapi dengan Profesional.

Kali ini saya percaya beliau juga mampu menghadapinya. PUK ini (Setahu saya) diberi ujian yang pertama dalam menghadapi PHK masal akibat dugaan lemahnya produksi dari dampak wabah Covid-19. Bukan perorangan, ratusan anggota termasuk dalam deretan Nama yang di PHK, Hal ini kembali meminta ke teguhan dan ketangguhan beliau.

Saya sempat berkomunikasi dengan beliau terkait kasus ini (Mempertanyakan kasus ini). Saya terharu mendengar ketegasannya yang berkata “Bukan hanya anggota bung, PUK juga akan memperjuangkan buruh yang bukan anggota secara mati – matian dan dengan tetap bertumpuh pada aturan-aturan yang ada”, begitu katanya.

Kata-kata beliau sedikit mengingatkan saya dengan Kata-kata Ketua DPW FSPMI Sumatera Utara, : “Pejuang buruh harus mempunyai rasa marah jika ada buruh yang tersakiti atau di rampas haknya”

Hal itu juga sejalan dengan Perintah Presiden FSPMI yang mengatakan bahwa : “FSPMI bukan lagi menjadi pembela terhadap anggotanya saja, tetapi sudah dan harus menjadi pembelah Seluruh Buruh”.

Jadi rindu berdebat dengan bung Kamal. Saya percaya beliau mampu menjalaninya. Hal ini juga menjadi barometer gerakan buruh di Sumatera Utara terhadap PHK masal akibat wabah Virus Corona.

Semangat Bung Samsul Kamal, saya iri pada anda. Anda di pilihnya sebagai orang pertama di Sumatera Utara yang menangani permasalahan seperti ini. Anda akan menjadi contoh untuk Buruh – buruh lain dalam menangani kasus ini.

Sehat selalu Pejuang, Stop PHK ditengah Pandemi.

Pos terkait