Naiknya Harga BBM, Hidup Rakyat Kedepan Bisa Tidak Baik-Baik Saja

Purwakarta, KPonline – Berbicara kenaikan harga BBM pasca pandemi Covid-19, bisa dikatakan bahwa seolah pemerintah saat ini tidak lagi pro rakyat.

Dan alhasil, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akhirnya pun disambut oleh gema suara rakyat yang disampaikan dalam berbagai bentuk ekspresi, dimana diantaranya adalah dengan gelombang aksi demonstrasi yang mewarnai disejumlah wilayah di Indonesia.

Bacaan Lainnya

Dalam aksi demonstrasi, selain dilakukan di depan gedung DPR RI, Salah satu lokasi yang menjadi pusat penyampaian suara adalah perempatan patung kuda, Jakarta Pusat.

Buruh, maupun mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat lain pun seakan tak kenal lelah dalam menjalankan aksinya. Mereka menyuarakan dengan lantang dan tegas aspirasi mereka menolak kebijakan tersebut, karena meyakini bahwa hidup mereka ke depan bisa tidak baik-baik saja dalam hal memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam dunia industri, balada penganggur terindikasi akan terjadi. Dimana, pengusaha mencoba bertahan lewat PHK dengan dalih efesiensi.

Kemudian, bukan tidak mungkin potret buram Nusantara tercipta. Kaum Miskin Desa dan Miskin Kota membahana dan mengatakan bahwa mereka kelaparan karena tidak mampu menjangkau sembako yang harganya melambung tinggi akibat inflasi yang tak terkendali.

Namun, apakah hal itu (Aksi Demonstrasi) mampu membuat pemerintah mengambil sikap untuk membatalkan kebijakan tersebut (Menurunkan harga BBM)?

Berbicara pemimpin yang baik adalah ia yang mempunyai kecenderungan lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi orang-orang yang dipimpinnya atau orang banyak di atas dirinya atau golongannya. Bukan sebaliknya, lebih mengutamakan kebutuhan atau kepentingan pribadi atau golongan tertentu saja.

Rasulullah SAW dalam sabdanya mengingatkan bahwa setiap manusia adalah pemimpin dan pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban. Begitu pula agama Islam mengajarkan agar manusia menjadi pemimpin yang baik, adil, jujur, amanah dan bijaksana.

Abdullah bin Umar mengatakan, Rasulullah SAW berkata, “Ketahuilah bahwa setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang pemimpin umat manusia adalah pemimpin bagi mereka dan ia bertanggung jawab dengan kepemimpinannya atas mereka”.
يَادَاوُدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ (ص:26)

Artinya: “Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah SWT akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (Qs Shad: 26).

Pos terkait