Kunjungan Kerja Pertama PP SPAMK-FSPMI Ke Subang, Ini Yang Dibahas

Subang, KPonline – Dalam upaya pengembangan organisasi. Khususnya, pada sektor Automotif Mesin dan Komponen (AMK), Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (PP SPAMK-FSPMI) melakukan kunjungan kerja ke Kantor Konsulat Cabang FSPMI Kabupaten Subang. Jum’at, (28/5/2021).

Selain pengembangan organisasi, di kunjungan kerja tersebut, Ranto selaku Sekretaris Umum PP SPAMK-FSPMI yang didampingi Amin Saktiawan (Seksi Organisasi) dan Wahyu Hidayat (Seksi Infokom), bersama Ketua Konsulat Cabang FSPMI Subang (Suwira) beserta Jajarannya (Ketua PUK SPAMK-FSPMI PT. Evoluzione Tyres dan PT. Nozomi) juga membahas ragam persoalan yang sedang dihadapi dalam dunia perburuhan serta proyeksi pengembangan kawasan-kawasan industri baru untuk beberapa tahun ke depan.

Bacaan Lainnya

Kemudian, dalam kunjungan kerja perdana kali ini ke Kabupaten Subang, Sekretaris Umum PP SPAMK-FSPMI menyampaikan bahwa keadaan memang relatif lebih sulit, tapi justeru hal ini semakin melecut gen perlawanan untuk lebih keras berjuang dan terus mengembangkan organisasi demi kesadaran dan kesejahteraan kaum buruh.

Pimpinan Pusat SPAMK berkomitmen untuk memberikan perhatian khusus dalam pengembangan SPAMK di Subang yang dikoordinir oleh KC FSPMI Subang. Apalagi beberapa grup perusahaan otomotif besar sudah mendirikan dan terus mengembangkan perusahaan mereka di Subang ini.

Sektor AMK di Subang memang relatif lebih sulit pengembangannya, lantaran beberapa grup perusahaan besar yang mendirikan perusahaan di Subang terkesan sangat protektif dan berupaya untuk menjegal setiap upaya masuknya FSPMI di perusahaan mereka.

“Tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri. Perusahaannya sih terus membesar, tapi kesejahteraan ribuan pekerjanya terus ditekan. Sementara Serikat Pekerja didalamnya dibungkam bahkan difasilitasi sedemikian rupa oleh manajemen perusahaan,” ungkap Wira.

Demikianlah, perlahan grup-grup perusahaan besar terindikasi ke depan akan menjadikan Subang sebagai sentra produksi mereka, karena mampu memberikan keuntungan besar bagi perusahaan lantaran pekerjanya bersedia dibayar dengan upah dan kesejahteraan yang jauh dibawah pekerja mereka di lain daerah.

Hal ini tentunya tidaklah fair dan bisa saja menjadi “ancaman” tersendiri bagi eksistensi pekerja dilain daerah perusahaan tersebut, khususnya yang tergabung dalam FSPMI.

Di kesempatan yang sama Wahyu Hidayat juga menambahkan bahwa PP SPAMK, DPP FSPMI maupun PUK-PUK perusahaan-perusahaan grup besar yang memiliki pabrik di Subang harus bersinergi dan bahu membahu untuk mendukung upaya pengembangan SPAMK-FSPMI di Subang.

Sehingga, bukan hanya penambahan jumlah PUK/anggota maupun peningkatan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Tapi lebih dari itu, akan berkait pula dengan eksistensi pabrik perusahaan yang sudah ada sebelumnya di luar Subang.

“Teroeslah berjoeng demi Kaoem boeroeh”. Tutup Wahyu kepada Media Perdjoeangan.

Pos terkait