Jamkeswatch, Menolong Tanpa Banyak Diketahui Orang

Batam, KPonline –  Jamkeswatch kota Batam kembali memberikan bantuan sekaligus pendampingan kepada mereka yang membutuhkan. Mereka bekerja karena kecintaannya terhadap kemanusiaan.

Mengadvokasi masyarakat yang kesulitan memiliki akses terhadap jaminan kesehatan. Semua kerja-kerja itu dilakukan oleh para relawan, dalam arti yang sebenar-benarnya.

Bacaan Lainnya

Seperti cerita salah satu relawan Jamkeswatch Batam, Jonny Chen. Berawal dari informasi kepada kordinator wilayah Jamkeswatch Batam, Suprapto, dimana ada salah satu warga di Batam membutuhkan bantuan terkait kondisi penyakit yang dialami warga tersebut.

Segera kordinator wilayah Jamkeswatch Batam berdiskusi dengan tim relawan Jamkeswacth untuk melakukan pertolongan sekaligus pendampingan terhadap pasien. Berdasarkan informasi diketahui pasien atas nama Amir, dan kronologis pasien berawal batuk yang di deritanya sudah 5 bulan. Karena hanya batuk biasa kemudian keluarga hanya memberi obat batuk dari apotik.

Berjalannya waktu tiga bulan terakhir batuk Amir bertambah parah dan bercampur darah. Dalam keadaan panik keluarga membawa pasien ke Puskesmas, alih-alih mendapat perubahan penyakit pasien malah tambah parah kulit dan mata menjadi kuning, serta gatal-gatal diseluruh badan.

Sampai sekarang pasien hanya pasrah dan keluarga tidak tahu harus berbuat apalagi, dimana diketahui keluarga pasien tidak memiliki biaya untuk membawa Amir untuk berobat. Sehingga kondisi pasien sangat memperhatikan,dan Amir juga belum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.

Berdasarkan kronologi tersebut tim relawan Jamkeswatch Batam mencoba untuk melakukan pendampingan dengan mendaftarkan Amir menjadi anggota BPJS Kesehatan dan melakukan pendampingan kepada pasien sampai mendapatkan penanganan dari rumah sakit.

Cerita di atas adalah salah satu dari keseharian relawan Jamkeswatch dalam menjalankan tugasnya, Jonny dalam berbagai kesempatan sering bercerita bahwa dirinya malah sering ketika tengah malam, ada telepon bordering, ternyata dari masyarakat yang meminta bantuan karena kesulitan mengaskes layanan kesehatan di rumah sakit.

Sebagai bentuk tanggungjawab, Jonny dan relawan Jamkeswatch Batam bergegas untuk memberikan pertolongan. Mayoritas relawan Jamkeswatch berprofesi sebagai pekerja/buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI). Dengan melakukan kerja-kerja sosial di tengah-tengah masyarakat, menurut Jonny Chen membuat relawan Jamkeswatch memiliki banyak pengalaman. Jonny menuturkan ini juga menunjukkan bahwa gerakan serikat pekerja tidak hanya berkutat pada isu perburuhan dan upah saja.

Di awal pemberlakuan BPJS, permasalahan yang sering muncul kata Jonny adalah banyaknya rumah sakit yang menolak peserta BPJS dengan berkilah bahwa kamar yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan penuh atau habis, secara tidak langsung Peserta BPJS Kesehatan (pasien) digiring untuk naik kelas, sehingga tanggungan BPJS menjadi hangus.

Banyak persoalan lain yang kerap di temukan relawan Jamkeswatch kota Batam dan daerah lainnya di Indonesia. Kebanyakan adalah perbedaan Layanan peserta BPJS dengan pasien umum, karena ada anggapan peserta BPJS tergolong kurang mampu. Belum lagi pelayanan BPJS Kesehatan, khusus untuk masyarakat miskin penerima bantuan iuran ditanggung APBN, belum memuaskan. Buruknya pelayanan ini bisa dilihat dari sikap rumah sakit yang masih mencari alasan untuk tidak melayani warga miskin peserta penerima bantuan iuran tersebut.

Menurut Jonny, alasan rumah sakit tidak melayani warga miskin bermacam- macam, dan umumnya beralasan karena kamar pasien sudah penuh. Padahal ketika dicek banyak kamar kosong. Untuk mengatasi hal tersebut, diharapkan pemerintah, BPJS beserta masyarakat bersama-sama melakukan pengawasan terhadap mitra BPJS Kesehatan tersebut. (*)

Pos terkait