Inilah Penyebab FSPMI Geruduk PT. BMP Subang

Suasana Aksi Mogok Kerja Anggota PUK SPAI FSPMI PT. Budi Makmur Perkasa di Dalam Area PT. BMP Subang Jawa Barat

Subang, KPonline – Ratusan peserta massa aksi solidaritas buruh dari Bogor, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Cirebon serta Subang yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) melakukan unjuk rasa di depan pintu masuk PT. BMP (Bumi Makmur Perkasa) yang berlokasi di Jl. Cikalong – Pamanukan, Subang, Rabu (04/11/2020).

Tulisan Dukungan Penuh Mogok Kerja di Gerbang PT. Bumi Makmur Perkasa Subang Jawa Barat

Aksi unjuk rasa ini disinyalir akibat adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh manajemen PT. Budi Makmur Perkasa (BMP) diantaranya perihal upah tahun 2020 yang sampai saat ini belum adanya kenaikan, upah pekerja borongan yang turun 50% serta mutasi sepihak kepada Ketua PUK SPAI FSPMI PT. Budi Makmur Perkasa Dadan Herawan dan Wakil Ketua PUK SPAI FSPMI PT. Budi Makmur Perkasa Dedi Supianto yang bekerja di PT. Bumi Makmur Perkasa (BMP).

Bacaan Lainnya
Suasana Aksi Mogok Kerja PUK SPAI FSPMI PT. Budi Makmur Perkasa Subang Jawa barat

Salah satu perwakilan pengurus PUK SPAI FSPMI PT. BMP memberikan keterangan kepada awak media perdjoeangan bahwa mereka siap untuk melakukan aksi unjuk rasa susulan, hingga tuntutan dipenuhi.

Salah satu pekerja borongan yang ikut dalam aksi unjuk rasa yang tidak mau disebutkan namanya berkeluh kesah ke awak media perdjoeangan.

“Upah borongan kami yang sebelumnya dibayar 28.400/ton untuk satu jenis pekerja yaitu bongkar atau muat, namun untuk sekarang hanya dibayarkan 14.700/ ton untuk dua pekerjaan sekaligus yaitu bongkar dan juga muat. Sebelumnya upah mereka sebesar Rp.300.000 – 360.000 / 3 hari atau (100.000 – 120.000/ hari), namun sekarang upah borongan Kami hanya 150.000 – 180.000/ 3 hari (50.000 – 60.000/ hari),” terangnya.

Suasana Aksi Unjuk Rasa PUK SPAI FSPMI PT. Budi Makmur Perkasa Subang Jawa Barat

“Saya akan terus mendukung dan ikut aksi demo ini bang dan berharap upah borongan akan kembali seperti dulu,” pungkas salah satu pekerja borongan tersebut yang tidak mau disebutkan namanya. (PNJ)

Pos terkait