Sistem kerja outsourcing ternyata tak hanya ada di Indonesia. Di negara lain praktik ini pun banyak dilakukan dan menjadi solusi bagi pekerja maupun perusahaan yang sama-sama membutuhkan.
Berbeda dengan Indonesia, tenaga kerja outsourcing di negara lain sangat terlatih dan mumpuni sehingga diincar oleh banyak negara. Misalnya India, tercatat sebagai negara penyedia tenaga outsourcing terbaik di dunia.
Mengutip website penyedia tenaga kerja Innovature BPO pada Rabu (7/5), ada Delapan negara yang diperkirakan akan menjadi pemain utama dalam industri outsourcing untuk memacu inovasi, efisiensi biaya, dan pengiriman layanan berkualitas.
Inilah 8 Negara ‘Terfavorit’ Outsourcing 2025:
1. India – Raja Outsourcing IT
Menjadi rujukan utama untuk jasa pengembangan perangkat lunak dan IT, India menawarkan lebih dari 4 juta profesional IT dengan tarif $15–35 per jam
Industri TI India bernilai sekitar $250 miliar, dengan perusahaan seperti TCS, Wipro, dan Tech Mahindra masih mendominasi global dengan kontrak multi-tahun
2. Filipina – Juara BPO dan Layanan Pelanggan
Berhasil menyalip India dalam BPO, dengan lebih dari 1,3 juta pekerja call center.
Kekuatan Filipina terletak pada penguasaan Bahasa Inggris, budaya pro-barat, dan infrastruktur telekomunikasi yang memadai .
3. Polandia & Rumania – Pilihan Nearshore Eropa
Polandia menawarkan 400.000+ pengembang dengan tarif $40–80 per jam. Keuntungannya: stabilitas EU, bahasa Inggris tinggi, dan jarak dekat ke pasar Eropa .
Rumania memiliki 140.000+ profesional IT, pertumbuhan sektor IT tahunan ~14%, dan pusat R&D dari global brands seperti HP, IBM, dan Microsoft.
4. Ukraina – Pemain IT Berkualitas & Terjangkau
Menempati peringkat 4 dunia jumlah profesional TI tersertifikasi dan masih menjadi salah satu tujuan outsourcing terbaik timedoctor.com.
Tarif pengembang biasanya $25–50 per jam, dengan reputasi tinggi dalam kode berkualitas .
5. Vietnam – Bintang Baru di Asia Tenggara
Mempunyai 500.000+ pengembang, tarif $15–35 per jam, dan pangsa pasar IT outsourcing tumbuh drastis.
Infrastruktur yang makin matang dan keberlanjutan selama krisis meningkatkan reputasi Vietnam sebagai opsi menonjol.
6. Brazil & Argentina – Pusat Talenta Amerika Latin
Brasil: 500.000+ pengembang, $30–50 per jam, cocok untuk proyek yang butuh kreativitas dan simpatik budaya barat .
Argentina: terkenal dengan software engineering, fintech, dan game dev; tarif $30–55 per jam.
7. Mesir & Turki – Alternatif Afrika & Eurasia
Mesir: 250.000+ tenaga kerja outsourcing, waktu dekat ke Eropa/Afrika, tarif $10–30 per jam.
Turki: Jembatan lintas budaya dengan keahlian STEM tinggi, cocok untuk layanan non-core dan R&D.
8. Malaysia & Thailand – Keunggulan Infrastruktur & Pemerintah
Malaysia menduduki peringkat ke‑3 paling diminati untuk outsourcing APAC, menawarkan tarif kompetitif serta insentif pemerintah dan konektivitas tinggi.
Thailand menjanjikan dengan 120.000+ pengembang dan tarif $20–40 per jam, dukungan ekosistem pemerintah.
Berbeda dengan delapan negara tersebut, pelaksanaan sistem tenaga alih daya atau outsourcing di Indonesia tengah menjadi sorotan publik. Hal itu terjadi setelah Presiden Prabowo Subianto berjanji untuk menghapus outsourcing sebagaimana dalam pidatonya ketika momen peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025 di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis, 1 Mei 2025.
“Saya juga akan meminta Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional segera mengejar bagaimana caranya agar kita bisa, kalau tidak segera, secepat-cepatnya menghapus outsourcing,” kata Prabowo dalam pidatonya.
Sejumlah pro dan kontra pun berdatangan, termasuk dari kalangan pengusaha dan buruh. Beberapa pihak menilai janji Prabowo sebagai angin segar bagi perlindungan hak-hak buruh atau pekerja, sedangkan pihak yang lain menyebut wacana penghapusan sistem outsourcing perlu dikaji secara mendalam.