Fakta tentang Said Iqbal (Bagian 1 dari 5 Tulisan)

Jakarta, KPonline – Faktanya, Said Iqbal adalah Caleg PKS untuk DPR RI dari Dapil Kepri pada Pemilu tahun 2009. Tetapi salah besar jika ada yang mengatakan, kegagalan Said Iqbal melenggang ke Senayan membuat Iqbal merubah kendaraan politiknya dari PKS ke KSPI.

Perlu diketahui, sebelum menjadi caleg, Iqbal sudah aktif di FSPMI dan KSPI. Bahkan Said Iqbal merupakan salah satu pendiri serikat ini. Dengan demikian, tidak ada yang berubah dari sikap Iqbal. Dia tetap konsisten berjuang bersama kaum buruh. Bahkan saat ini dipercaya menjadi salah satu pengurus pusat (Governing Body) Internasional Labour Oganization (ILO) dan pernah menerima penghargaan The Febe Elisabeth Valasquez Award dari Belanda.

Bacaan Lainnya

Kepesertaan Iqbal menjadi caleg 2009 adalah mewakili unsur buruh, dan bukan mewakili anggota PKS. Keinginan Said Iqbal menjadi caleg pada saat itu karena dia diminta oleh buruh di Kepri untuk memperjuangkan aspirasi kaum buruh melalui jalur parlemen. Iqbal menyakini, suara buruh harus terdengar di ruang-ruang pengambilan keputusan.

Terkait hal ini, Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin yang juga merupakan adik kandung Said Iqbal menjelaskan, bahwa Said Iqbal tidak pernah menjadi anggota parpol manapun sejak lahir. Menurutnya, Pemilu 2009 dengan persyaratan menjadi caleg pada Pemilu 2009 berbeda dengan syarat caleg pemilu 2014. Pemilu 2009 tidak mewajibkan caleg menjadi anggota parpol yang mengusulkannya, sedangkan Pemilu 2014 caleg wajib menjadi anggota parpol bersangkutan.

Dalam Pemilu 2014, Said Iqbal kembali ditawari oleh banyak parpol untuk menjadi caleg, tetapi dia menolaknya. “Saya bukan anggota partai politik, bukan pengurus partai. Perjuangan ini hanya semata memperjuangkan nasib buruh,” ujar Said Iqbal.

Namun demikian, Said Iqbal tidak anti partai. Bahkan, saat ini bersama-sama dengan beberapa aktivis lintas sektoral, Iqbal sedang menggagas partai politik sebagai alat perjuangan kelas buruh. Sebuah partai yang murni digagas dari bawah. Partai kelas pekerja.

Sebagai langkah awal, saat peringatan Hari Buruh Internasional tahun ini, dia mendeklarasikan Rumah Rakyat Indonesia. Rumah Rakyat Indonesia merupakan sebuah Ormas yang menjadi embrio bagi lahirnya partai politik alternatif.

Said Iqbal bahkan mendorong kader-kader KSPI untuk terlibat dalam Pemilu 2014, sebagai bagian dari apa yang disebutnya ‘Buruh Go Politik’. Secara spesifik, dia tidak mengarahkan ke partai politik tertentu. Beberapa kader KSPI yang kemudian terpilih menjadi anggota DPRD antara lain Nurdin Muhidin (melalin PAN) dan Nyoemarno (melalui PDI-P). Tahun ini, dalam Kongres FSPMI-KSPI memutuskan untuk mendukung Obon Tabroni untuk maju dalam Pilkada Kabupaten Bekasi melalui jalur independen. Said Iqbal aktif mendorong kaum buruh untuk mendukung Obon dan bahkan sempat ikut terjun ke lapangan untuk mengumpulkan KTP.

Jelaslah sudah. Jika benar Said Iqbal adalah kader PKS (dan memang Said Iqbal bukan anggota PKS), tidak mungkin Said Iqbal melakukan hal itu. (*)

Catatan: Tulisan ini untuk menanggapi Qisha Fadira yang menulis di bacakabar.com dengan judul, ‘Membongkar Kedok Said Iqbal, Presiden KSPI Mantan Caleg PKS, yang Ajak Buruh Demo Tuntut Cabut UU Tax Amnesty dan Tolak Ahok’. Tulisan tersebut mengungkapkan persepsi yang salah atas sikap Presiden KSPI. Kesalahan ini perlu diluruskan, agar publik dan khususnya kaum buruh bisa memahami apa yang sesungguhnya sedang diperjuangkan oleh KSPI.

Tulisan terkait:

Fakta tentang Said Iqbal (Bagian 1 dari 5 tulisan)

Fakta tentang Said Iqbal (Bagian 2 dari 5 tulisan)

Fakta tentang Said Iqbal (Bagian 3 dari 5 Tulisan)

Fakta tentang Said Iqbal (Bagian 4 dari 5 tulisan)

Fakta Tentang Said Iqbal (Bagian 5, Habis)

Pos terkait