Diadvokasi Jamkeswatch, Seperti Apa Kondisi Pasien Habib Sekarang?

Jakarta, KPonline – Masih ingat dengan anak bernama Habib Pranata? Ya, pasien dari Bengkulu yang mengalami penggumpalan darah di kepala sejak bayi akibat jatuh dari ayunan kurang lebih 3 tahun lalu. 2019 di bawa ke Jakarta, dilakukan pengobatan intensif tepatnya di RSCM. Hal ini diupayakan atas bantuan koordinasi pihak keluarga dengan Jamkeswatch DKI Jakarta dan di kawal langsung oleh daryus selaku Jamkeswatch Nasional.

Saat itu, meski berbagai kendala sempat dialami namun dapat dilewatkan berkat kesigapan yang terus di bangun oleh Jamkeswatch DKI Jakarta dengan baik melalui instansi pemerintah maupun organisasi serikat pekerja di FSPMI dari tingkat PUK SPA, PC SPA, DPW FSPMI DKI dan DPP FSPMI serta masyarakat luas. Salah satu diantaranya dengan cara penggalangan dana baik di internal organisasi ataupun di lapangan kepada masyarakat yang saat itu memanfaatkan momentum car free day, aksi aksi buruh atau saat konsolidasi anggota PUK SPA FSPMI.

Bacaan Lainnya

“Kondisi saat ini pasien anak atas nama Habib Pranata yang berasal dari Bengkulu masih berada di singgah di rumah badan penghubung propinsi Bengkulu di daerah Utan Kayu, Jakarta Timur.” ungkap Daryus, membuka informasi terbaru kepada Media Perdjoeangan (30/8).

“Hampir 3 tahun ini Habib Pranata didampingi nenek angkatnya berjuang di Jakarta bolak balik ke RSCM untuk mencari kesembuhan demi kelangsungan hidup. Sudah 3x dilakukan operasi bedah di kepalanya dan masih menunggu operasi selanjutnya.” tambahnya.

Daryus lalu mengatakan, kondisi Habib sekarang sudah agak membaik, bisa bergerak dari kondisi awal saat di bawa ke RSCM. Sementara menurut Daryus, sang nenek sudah mulai putus asa, tak ada lagi harapan untuk sehari harinya karena rumah dan sawahnya telah dijual untuk berobat sang cucu. Hal ini ai lakukan demi menyelamatkan titipan Sang Khalik.

“Semoga masih ada jalan dan banyak tangan tangan Tuhan yang bekerja, baik pemerintah ataupun siapa saja ada yang terbuka hatinya untuk memberi bantuan untuk keperluan sehari hari sang cucu.” ungkap nenek Rahmaini kepada Daryus.

“Yang menjadi kendala saat ini setiap bulannya harus membeli susu formula khusus, mengganti selang NGT dan vitamin yang estimasinya kurang lebih seharga 2 juta. Belum lagi keperluan sang nenek yang menjaga dan sudah tidak ada siapa siapa lagi yang bisa di harapkan.” papar Budi Santoso, Jamkeswatch DKI yang juga menyempatkan diri menengok Habib di rumah singgah Bengkulu.

Budi menuturkan, Hari Jumat lalu (27/8) Jamkeswatch DKI kembali menyerahkan bantuan untuk Habib Pranata.

“Semoga ada lagi para donatur lain yang bersedia menyisihkan rezekinya dan terketuk hatinya untuk membantu Habib Pranata.” ungkap Budi Santoso.

“Hidup dengan kondisi miskin dan keterbatasan kemampuan, jangankan untuk berobat buat makan sehari hari saja gali lobang tutup lobang.” kata nenek Rahmaini kepada relawan Jamkeswatch DKI yang menjenguk.

Saat itu beruntung ada orang yang masih peduli dengan keadaan nenek ini, Al Hidayah sebutannya relawan independen yang peduli dengan kesehatan sering membantu orang orang yang tidak mampu dan kendala di rumah sakit daerah Bengkulu. Al Hidayah ini lantas membuatkan kartu BPJS KIS APBD di Bengkulu untuk keluarga nenek Rahmaini.

Setelah kartu BPJSnya jadi kemudian dengan ijin keluarga anak Habib ini dibawa ke RSUD untuk berobat serta menanyakan apa dan kenapa serta kendala apa sehingga perkembangan Habib ini tidak normal seperti yang lain. Akhirnya nenek Rahmaini memutuskan membawa ke RSUD Bengkulu dan benar adanya Habib di vonis ada pembekuan pembuluh darah di kepala sebelah kiri dan saraf kejepit di kepala belakang sebelah kanan.
Dan dilakukan operasi akan tetapi tak kunjung sembuh.

Setelah kartu BPJS jadi kembali lagi Habib di bawa ke RSUD Bengkulu oleh Rahmaini, atas arahan dokter di RSUD Bengkulu untuk di lakukan operasi di RSCM Jakarta mengingat RSUD Bengkulu keterbatasan alat.

“Apabila sampai di bawa ke Jakarta biaya dari mana lagi saya,” ujar Rahmaini.

Al Hidayah menenangkan nenek Rahmaini dan meyakinkan bahwa akan ada jalan keluar untuk ini. Dengan keterbatasan pengalaman yang ia punya, relawan Al Hidayah akhirnya ke kantor dinkes Bengkulu mengutarakan apa maksudnya dan akhirnya dinkes Bengkulu bersedia memfasilitasi keberangkatan Habib untuk berobat ke Jakarta dan dengan biaya seadanya yang bersumber dari BAZNAS. Akan tetapi Al Hidayah setelah mendapat restu, masih memikirkan bagaimana biaya hidupnya nenek Rahmaini dan Habib saat di Jakarta harus tinggal di mana, koordinasi dengan siapa di Jakarta ?

Akhirnya relawan Al Hidayah pernah ingat dan mengenal Jamkeswatch yang kebetulan sering komunikasi saat terkendala advokasi di lapangan. ‘Teh Ine’ sebutannya, relawan Jamkeswatch Bandung yang sering melakukan advokasi pasien lapangan di daerah Bandung. Begitu Al Hidayah komunikasi dengan Teh Ine serta mengutarakan apa maksudnya akhirnya Teh Ine meneruskan ke direktur advokasi dan relawan Jamkeswatch Daryus dan di tanggapi dengan serius. Serta di teruskan ke DPN dan mereka merespon agar Jamkeswatch DKI bisa mengawal dan mengadvokasi pasien atas nama Habib tersebut untuk dirujuk ke RSCM.

Daryus langsung memerintahkan Jamkeswatch DKI Jakarta agar mengawal dan memastikan pengobatan dan perawatan di RSCM.

Dan sejak kedatangan Habib di Jakarta hingga hari ini (30/8) relawan Jamkeswatch DKI Jakarta berusaha mengawal sebaik mungkin dan saat ini pasien masih menunggu hasil dari cek lab untuk dilakukan tindakan selanjutnya.

Menurut Budi, pihak keluarga Habib yang mengawal hingga ke RSCM mengucapakan banyak terima kasih kepada DPD Jamkeswatch DKI Jakarta beserta stafnya yang mengawal bergantian. Mereka diantaranya adalah Cece Muhtamar, Ridwan, Dayak, Roby, Ilham, Budi, Eko Lesdianto dan masih banyak lagi serta pengawalan advokasi oleh Daryus selaku direktur advokasi dan relawan Jamkeswatch nasional.

“Terimakasih kalian telah membantu semuanya, semoga Allah SWT yang menggantikan sebagai amal ibadahnya kelak.” ucap nenek Rahmaini.

Sementara sampai saat ini pasien tinggal di mess rumah adat Bengkulu di daerah Utan Kayu, Jakarta Timur sambil menunggu tindakan selanjutnya.

“Selain melakukan advokasi dan pengawalan di RSCM, Jamkeswatch DKI juga terus akan menggalang dana kemanusiaan untuk membantu meringankan keluarga selama di Jakarta. Bantuan bisa disalurkan melalui kami relawan Jamkeswatch.” pungkas Daryus.

(Omp/Jim).

Pos terkait