Bersama FSPMI, Buruh Perkebunan di Palas Kian Cerdas

Keterangan foto : Maulana Syafi'i Ketua KC FSPMI Palas-Tabagsel/Direktur LBH FSPMI Provinsi Riau, ketika menyampaikan materi pendidikan Organisasi. Sumber Foto: Amal Siregar

Tabagsel,KPonline – Konsulat Cabang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (KC FSPMI) Padang Lawas (Palas) – Koordinator Daerah Tapanuli Bagian Selatan (Korda Tabagsel), laksanakan Pendidikan Organising, bertempat di markas Besar FSPMI, Desa Ujung Batu Kecamatan Sosa, Sabtu, (12/09/2020).

Kegiatan ini tentunya bertujuan mencerdaskan para pekerja/buruh khussunya buruh yang bekerja disektor perkebunan kelapa sawit yang ada Kabupaten Padang Lawas.

Bacaan Lainnya

Pendidikan ini di ikuti oleh beberapa pengurus Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Aneka Industri Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (PUK SPAI FSPMI) yang sudah dicatatkan keberadaan legalitasnya di lingkungan perusahaan dan sudah tercatat pada kantir Dinas Tenaga Kerja Padang Lawas (Disnaker Palas).

Peserta pendidikan organising kali ini, diantaranya, Ketua PUK SPAI FSPMI PT. PHS Papaso, Amaluddin Siregar, Wakil Ketua dan Sekretaris PT. DNS Sosa, Indah Borkat Hasibuan dan Jamil Hasibuan, serta ketua PUK PT. Val Aliaga, Mustawi Lubis, juga dihadiri seorang Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Solidaritas dan Mahasiswa Peduli Terhadap Buruh (FSPMB) Kabupaten Palas Ondolan Harahap.

“Salah satu tujuan serikat buruh FSPMI di Indonesia adalah membangun kecerdasan buruh/pekerja yang selama ini terabaikan. Bagi FSPMI, pendidikan adalah salah satu upaya paling mendasar untuk dilakukan guna mewujudkan kesejahteraan para pekerja,” sebut ketua KC FSPMI Palas-Korda Tabagsel, Maulana Syafii, saat menyampaikan materinya.

Maulana Syafi’i, selain sebagai ketua KC FSPMI Palas-Tabagsel, juga merupakan akademisi yang sudah menulis dua buku tentang perburuhan di Kabupaten Padang Lawas. Juga sudah aktif menulis berita di berbagai media cetak dan media elektronik sejak tahun 1997 hingga saat ini.

“Salah satu kebanggaan bagi para buruh di Padang Lawas, mereka memiliki seorang pemimpin yang konsisten menyuarakan kebenaran dan sangat antusias memberikan pembelaan, perlindungan, perjuangan dan tak kalah pentingnya memberikan pendidikan,” ujar Mustawi Lubis.

Setiap pekerja yang bergabung dalam serikat buruh FSPMI, harus punya nilai jual yang tinggi, supaya kaum pekerja memiliki nilai tawar yang tinggi, harus cerdas dan punya rasa militansi yang tinggi, lanjutnya.

Jika di dalam sebuah perusahaan terdapat serikat buruh, namun tidak memberikan perubahan terhadap nasib pekerjanya dan masih ditemukan banyak pelanggaran-pelanggaran terhadap aturan perundang-undangan, maka perlu dipertanyakan apa guna serikat buruh itu, kalau perlu kita dapat menuntut agar dibubarkan saja.

“Untuk apa ada serikat buruh kalau nasib kita begini-begini saja,” Tegas Maulana.

Pendidikan organisir yang diajarkan oleh Maulana Syafi’i kepada seluruh anggotanya merupakan pengetahuan mendasar yang harus dipahami oleh setiap pekerja.

Di segala setiap aspek kehidupan, baik dalam keluarga, masyarakat, perusahaan, pengelolaan negara, tidak akan terlepas dari Management Organisasi, terlebih lagi dalam serikat buruh FSPMI, jelas Maulana.

FSPMI dibentuk dan didesain untuk motor perjuangan kaum buruh di Indonesia, FSPMI tidak dibentuk atas pesanan dan kepentingan pengusaha dan penguasa, kita independen, kita merdeka dari tekanan pihak manapun, sebabnya yakinlah kawan-kawan yang sudah bergabung bersama KC FSPMI Palas, kita akan berjuang bersama dan kami selaku pengurus akan terus memperjuangkan kemerdekaan kaum buruh, tegas Maulana.

Sementara, Wakil ketua PUK SPAI FSPMI PT. DNS Kebun Sosa Indah, Borkat Hasibuan, mengaku optimis FSPMI mampu wujudkan buruh yang cerdas dan bermartabat di lingkungan perusahaan.

“Sepanjang sejarah perjalanan perusahaan perkebunan di Kabupaten Padang Lawas yang saya ketahui, baru Serikat Buruh FSPMI-lah yang konsisten dan betul-betul memperjuangkan nasib buruh,” Sebut Borkat.

“Semenjak bergabung dengan serikat buruh FSPMI, saya merasa seperti menjadi seorang mahasiswa di sebuah universitas, bahkan saya merasa serikat buruh FSPMI adalah kampus baru saya, disini kami dibentuk menjadi manusia yang berguna bagi manusia lainnya, dididik da saling mencinta satu sama lain, terlepas dari kasta dan strata sosial, itulah makanya saya menyebut FSPMI adalah Universitas kehidupan yang mengajarkan kami pengetahuan” Tutup Borkat Hasibuan. (Muhammad Amaluddin Siregar)

Pos terkait