Badai Pasti Berlalu, Bisikan Afifah Dalam Sakit Yang Dirasakannya

Bekasi, KPonline – Tepat di bulan April 2020 pagi, menyalakan mobil untuk segera menuju Rumah Sakit Kramat 128. Kebiasaan ini sepertinya harus dilakukan setiap 2 minggu sekali.

Memasuki tahun ke 5 di tahun 2020, tidak terasa hampir 5 tahun lebih perjalanan Afifah Putri Anggraeni yang berusia 9 tahun. Anak ke dua dari ibu Eri Yuniarti yang menderita All Higk Risk Acute Lympoblastic Leukimia (Kanker Darah).

Bacaan Lainnya

Andai saja bukan karena jiwa sosial yang selama ini sudah tertanam, mana mungkin akan bisa jadi orang yang paling bimbang, dan khawatir dalam setiap melihat penderitaannya. Walau saat menahan rasa sakit di kepala dalam kurun waktu beberapa minggu yang sedang dirasakan.

Disaat rasa khawatir itu datang yang tidak tepat waktunya. Dimana dunia sedang genting di tengah maraknya wabah pandemi virus corona (Covid-9).

Saat Media Perdjoeangan meminta keterangan, Ella, salah satu Jamkeswatch Bekasi yang terus mengawal pengobatan Afifah mengungkapkan banyak cerita pilu selama dalam pendampingan, ketika harus datang ke Rumah Sakit untuk melakukan pengobatan.

“Ada rasa takut menyelimuti mesti berkunjung ke Rumah Sakit di tengah wabah pandemi Covid-19. Ketika menjumpai orang-orang di Rumah Sakit hingga kita saling asingkan diri, dan saling bertatap mata karena mereka semua menggunakan masker sebagai pelindung diri,” ucap Ella dengan nada pilu, Senin (13/04/2020).

Apapun keadaan dan situasinya, Afifah tetap harus melakukan kontrol ke Dokter Sepesilais. Rasa tetap optimis meskipun genting karena suasana mewabahnya virus Corona, namun demi menyemangati Afifah buat kesembuhannya.

Sesekali terlihat tatapan mata Afifah yg mengisyaratkan suatu tanda keyakinan, begitu terucap di bibir anak cantik itu seraya merasakan rasa sakit yang selama ini dialaminya

“Badai pasti berlalu, Afifah tidak pernah menyerah walau tante sekarang sakit masih rela dampingi berobat. Afifah kuat untuk tetap senyum, dan menahan rasa ini sampai mamah, tante tidak khawatir,” lirih Afifah sambil mengusap air matanya.

Ditengah keadaan seperti ini Afifah tetap butuh pendampingan di kala harus melakukan pengobatan. Beberapa bulan ini hasil Lab-nya kurang baik, bahkan kemarin Afifah mengeluh sakit kepala sampai 3 hari.

Hasil ‘chek up’ bulan April yang seharusnya sudah tidak ada jadwal pengambilan cairan otak (IT), namun dokter kembali menyarankan untuk melakukan tindakan IT kembali untuk memantau, dan sekaligus memasukan obat ke dalam jaringan otaknya.

“Jangan tanya hati ini, jangan tanya rasa yang bergejolak. Ya Allah bagaimana Afifahku apa yang sedang Allah SWT rahasiakan untuk aku, dan orang tuanya. Semoga kesembuhan untuk Afifah mukzizat darimu ya Rabb,” gumam Ella sepanjang perjalanan menuju Rumah Sakit.

Bantu Afifah untuk sembuh dalam penyakitnya, ringankan biaya Afifah untuk bolak balik ke Rumah Sakit. Afifah adalah seorang anak yatim yang menderita kanker leukumia.

Afifah tinggal di jalan Teuku Umar, Desa Telaga Asih RT/RW : 03/05 Cibitung, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Eri Yuniati tinggal bersama Afifah anaknya, belum lama ditinggal oleh penopang yang sekaligus tulang punggung perekonomian keluarganya. Mereka kini tinggal di rumah kontrakan yang setiap bulannya harus dibayar. (Jhole)

Pos terkait