Surat Untuk Sahabat: Buruh Outsourcing PLN yang Pulang Tinggal Nama Saat Bekerja

Jakarta, KPonline – Sejak beberapa hari yang lalu, aku ingin menulis surat ini untukmu. Tetapi baru hari ini kupaksakan diriku untuk menulis, meski dalam hatiku bergemuruh. Aku tahu, surat ini tak akan pernah bisa kukirimkan kepadamu. Tetapi aku percaya, dari alam sana engkau akan membacanya.

Ini tentang kematianmu beberapa bulan yang lalu. Sebagai sesama outsourcing PLN, kita punya mimpi dan harapan yang sama. Kamu ingat kan? Saat itu kita menghadiri konsolidasi serikat pekerja. GEBER BUMN sedang aktif-aktifnya.

Bacaan Lainnya

“Istri dan anakku pasti akan senang dan bangga jika ada pengangkatan karyawan tetap di BUMN,” katamu. Saat itu Panitia Kerja Outsourcing BUMN Komisi IX DPR baru saja mengeluarkan rekomendasi terkait pengangkatan seluruh pekerja outsourcing di lingkungan BUMN.

Tetapi itu hanya mimpi. Setidaknya hingga saat ini. Sekian tahun kemudian, nyatanya kita masih saja menjadi pegawai outsourcing. Melihat satu per satu kawan-kawan di pecat, banyak yang berbalik ke belakang dan enggan berjuang.

Bahkan ketika ada lowongan karyawan baru di PLN, bukan kita yang diutamakan. Walaupun, seperti yang sering kita keluhkan, yang akan membimbing para karyawan baru itu juga kita-kita. Buruh yang dipandang sebelah mata hanya karena berstatus outsourcing PLN.

Hingga akhirnya kabar itu datang. Engkau meninggal saat bekerja akibat tersengat arus listrik saat memperbaiki jaringan. Aku tak bisa berkata-kata. Risiko atas pekerjaan yang kita hadapi sedemikian berat. Nyawa taruhannya. Tentu saja, aku terpukul mendengar kabar itu.

Sahabatku…..

Kamu bukan satu-satunya yang bernasib seperti itu. Hari Rabu lalu, 12 Juli 2017, dua petugas PLN, Sasmizar dan Hasan tewas tersengat listrik saat memperbaiki jaringan tegangan menengah di Jalan Jenderal Ahmad Yani Kilometer 76 Desa Amin Jaya, Kecamatan Pangkalan Banteng. Kedua pekerja PLN ini berada di atas tiang listrik dan mencoba memperbaiki jaringan yang tersambung ke alat pemutus aliran listrik otomatis (recloser).

Saat itu, posisi aliran listrik diduga telah terputus. Pasalnya, sejak pagi sekitar pukul 07.30 aliran listrik di kawasan tersebut telah dipadamkan. Setelah beberapa saat, dua petugas yang berada di atas tiang yang tepat berada di pinggir Jalan Trans-Kalimantan itu tersengat listrik. Sasmizar terjatuh telebih dahulu, sedangkan Hasan sempat lengket dan terbakar di atas jaringan, lalu ikut terjatuh. Hasan mengalami luka bakar di sekujur tubuh. (Pro Sampit, 13 Juli 2017)

Oh ya, apakah kamu kenal dengan Safitri? Kabar buruk itu kuterima beberapa hari lalu. Pekerja kontrak PLN itu juga tewas tersengat aliran listrik saat tengah memasang jaringan kabel di Desa Dangdang, Cisauk, Tangerang Selatan.

Solihin (45), saksi mata sekaligus petugas sekuriti itu menceritakan, jika Safitri yang merupakan pegawai kontrak PLN cabang Serpong itu datang ke lokasi sekira pukul 12.30 WIB, lalu meminta ijin untuk memasang jaringan kabel listrik baru yang mengarah ke jaringan kabel laboratorium SMPN 2 Tangsel.

Awalnya Solihin sempat mengawasi korban yang akan memulai proses pemasangan kabel melalui tiang listrik, namun karena merasa tak memerlukan bantuannya, Solihin berlalu dan kembali ke sekolah.

Selang beberapa menit kemudian, tiba-tiba terdengar teriakan dari penjaga kantin sekolah, Rumayati (50). Solihin pun bergegas menghampirinya, dan melihat Rumayati menunjuk pada tubuh korban yang tergantung lemas pada tali pengaman di tiang listrik tersebut.

Terbaru, seorang pekerja pemasangan kabel listrik milik PLN meninggal dunia karena terjatuh dari tiang listrik setinggi 12 meter. Tiang listrik itu patah saat pria naas tersebut sedang menjalankan tugasnya. Kecelakaan kerja itu terjadi di Jalan Banda Aceh-Medan, Gampong Sukon Mesjid, Kecamatan Glumpang Tiga, Pidie. (beritakini.co, 17 Juli 2017).

Sahabatku…,

Itu hanya beberapa. Kurasa kamu juga tahu, masih ada banyak kasus kecelakaan lain yang terjadi. Bahkan sering menimpa mereka yang berstatus sebagai karyawan outsourcing PLN.

Tetapi kamu harus tahu. Kepergianmu semakin meneguhkan semangat teman-teman kita. Bahwa ini harus menjadi yang terakhir. Saat ini serikat pekerja terus menuntut perbaikan nasib. Memastikan agar standard keselamatan kerja, alat pelindung diri, disediakan oleh perusahaan.

Aku akan selalu mengingat kalimat yang kau ucapkan dulu. Bahwa kita bekerja untuk cari uang, bukan untuk setor nyawa. Perjuangan melawan outsourcing juga masih akan terus berlanjut. Seperti katamu, kami semua sadar, masa depan harus kita rebut. Kami tidak akan menjadi penitip nasib.

Surat ini juga sekaligus harapan bagi para pejabat di negeri ini, untuk segera mengakhiri penggunaan outsourcing di lingkungan perusahaan BUMN. Kami di PLN mengerjakan pekerjaan-pekerjaan inti, yang mustinya tidak boleh di outsourcing. Hal yang sama juga pernah ditegaskan dalam Pansus OS BUMN DPR RI. Sebagai perusahaan milik negara, sudah semestinya perusahaan-perusahaan BUMN menjadi yang terdepan dalam hal memenuhi hak-hak karyawannya.

Jakarta, 18 Juli 2017
Sahabatmu, buruh outsourcing PLN

Ralat: Dalam tulisan sebelumnya disebutkan, seorang pekerja PLN bernama Aip Syaprudin, ditemukan tewas mengenaskan. Jasad Aip tergelantung di atas tiang listrik, serta mengalami luka bakar hebat. Korban meregang nyawa ketika hendak memperbaiki aliran listrik di kawasan Kecamatan Ciampel, Kabupaten, Karawang, Jawa Barat. (Jawa Pos, 4 Mei 2017). Data ini diperoleh dari jawapos.com, dengan link berikut: http://www.jawapos.com/read/2017/05/04/127701/tragis-pekerja-pln-tewas-tergelantung-di-tiang-listrik

Tetapi ada informasi yang mengatakan jika AS masih hidup. Oleh karena itu, kami mencabut berita tersebut dan menyampaikan permohonan maaf.

Screenshot berita di jawapos.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Berbahagialah Para Pegawai Pln Yang tanpa kerja keras upahnya jelas.
    Os Jadi Budak Pegawai Pln Cuci
    Tangan. Dimanakah Pemerintah Negeri Ini…?