Purwakarta, KPonline – Sebelum kabar tentang rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan karyawan yang sempat mencuat di internal Nissan, ternyata perusahaan otomotif asal Jepang itu sudah lebih dulu menarik diri dari Indonesia beberapa tahun lalu.
#Sejarah Penutupan Pabrik Nissan di Indonesia
Waktu Penutupan:
Nissan memutuskan menutup pabrik perakitan di Purwakarta pada Mei–Juni 2020 sebagai bagian dari langkah efisiensi global pada periode restrukturisasi hingga 2023. Page baru produksi dipindahkan ke Thailand, menjadikan negeri gajah putih ini sebagai pusat utama produksi Nissan di ASEAN.
Alasan Strategis:
CEO Makoto Uchida menyatakan penutupan itu bagian dari rasionalisasi global—pemangkasan model dari 69 ke sekitar 55 jenis, pengurangan biaya tetap hingga 300 miliar yen, dan penyederhanaan produksi.
Dampak di Indonesia:
Produksi model-model seperti Grand Livina, X-Trail, Serena, Juke, dan Datsun dihentikan; alih fungsi fasilitas lalu dialihkan ke Mitsubishi dan ekspor dari Thailand.
Sebelum PHK, Sudah Ada Potensi Pemangkasan. Beberapa laporan menyebut Nissan bahkan telah merencanakan pengurangan karyawan sejak awal 2019–2020, jauh sebelum pandemi COVID‑19. Dalam wawancara dengan SINDOnews, Presiden Direktur NMI Isao Sekiguchi menyebut “PHK sekitar 12.500 karyawan” sudah masuk dalam strategi efisiensi sebelum krisis COVID‑19 menyerang.
Alasan Intelijen Strategis:
Seiring penutupan pembobotan global, Nissan memilih memusatkan produksi di Thailand, yang dinilai lebih kompetitif untuk ekspor ke berbagai negara, serta mempertahankan fokus pada pasar inti seperti Jepang, Cina, dan AS. Di sisi lain, perubahan pasar otomotif di Indonesia—semakin ketat dengan merek China seperti Wuling dan DFSK—juga disebut sebagai faktor yang melemahkan daya saing Nissan.
Relevansi dengan PHK Ribuan Karyawan
Rencana PHK massal yang kembali muncul kini (2025) bisa dipahami dalam konteks lanjutan restrukturisasi global yang telah berlangsung sejak 2020. Setelah penutupan fasilitas lokal, manajemen Nissan masih perlu memangkas biaya dan menyesuaikan jumlah tenaga kerja pasca peralihan produksi regional.
Singkatnya, Penutupan pabrik Nissan di Indonesia pada 2020 bukanlah keputusan spontan akibat pandemi. Justru, itu merupakan bagian dari strategi jangka panjang yang sudah dirancang sejak 2019: mengefisienkan produk dan operasional, memindahkan produksi ke Thailand, serta mengurangi tenaga kerja secara sistematis. Rencana PHK ribuan karyawan tahun ini tampaknya hanya kelanjutan dari langkah restrukturisasi yang sudah berjalan selama lima tahun terakhir.
Sumber:
Republika, Kompas, DetikOto, Carmudi, Antara, Tempo, Sindonews, Wikipedia—semua dapat diandalkan sebagai acuan resmi perusahaan dan data historis produksi Nissan.