Yokohama, KPonline — Raksasa otomotif asal Jepang, Nissan Motor Co., Ltd., mengumumkan rencana mengejutkan yang mengguncang dunia industri otomotif global. Perusahaan tersebut berencana memangkas hingga 20.000 karyawannya secara global sebagai bagian dari langkah restrukturisasi besar-besaran guna mengembalikan performa keuangannya yang terus merosot dalam beberapa tahun terakhir.
Langkah ini dikabarkan akan mencakup pemangkasan di berbagai negara, termasuk Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa wilayah di Eropa dan Asia Tenggara. Nissan menargetkan efisiensi operasional dan pengurangan kapasitas produksi global sebagai respon terhadap menurunnya permintaan pasar dan meningkatnya persaingan di industri kendaraan listrik dan otomotif konvensional.
Juru bicara Nissan menyatakan bahwa keputusan ini “tidak mudah” namun perlu diambil agar perusahaan dapat bertahan dan bertransformasi dalam jangka panjang.
“Kami memahami dampak sosial dari langkah ini, tetapi ini adalah bagian dari strategi jangka panjang kami untuk memperkuat fondasi bisnis dan fokus pada inovasi,” ungkapnya.
Kemudian, menurut Nicholas Takahashi kepada Blomberg News (13/5). “Pabrikan mobil Jepang yang sedang terpuruk ini telah berjuang keras untuk membalikkan kondisi bisnisnya karena jajaran produknya yang sudah menua gagal menarik konsumen di AS dan China,” ungkapnya.
Ia pun mengungkapkan bahwa perusahaan telah mengumumkan rencana untuk memangkas ribuan pekerja, mengurangi kapasitas produksi, dan mengganti sebagian besar eksekutifnya, termasuk menunjuk CEO baru, setelah upaya bergabung dengan Honda Motor Co gagal awal tahun ini, sehingga perusahaan sangat membutuhkan bantuan lain.
“Kenyataannya sudah jelas,” kata CEO Ivan Espinosa dalam konferensi pers pasca-laporan kinerja pertamanya sejak menjabat sebagai CEO pada April lalu. “Nissan harus memprioritaskan perbaikan diri dengan urgensi dan kecepatan yang lebih besar”
Perubahan besar-besaran ini menandakan perubahan besar dari CEO sebelumnya, Makoto Uchida, yang dikritik karena tidak cukup agresif dengan rencananya untuk memangkas 9.000 pekerja dan mengurangi produksi sebesar 20%.
Nissan telah mengindikasikan rencana yang lebih luas untuk memangkas produksi, dengan mengumumkan pekan lalu bahwa mereka membatalkan rencana pembangunan pabrik baterai di Fukuoka untuk fokus pada pemulihan perusahaan.
Bahkan dengan pemangkasan yang semakin besar, Nissan menghadapi perjuangan berat dalam menemukan penyelamat akibat gagalnya pembicaraan kesepakatan dengan Honda yang mempersulit pencariannya.
Sejumlah analis memperkirakan bahwa Nissan akan mengalami masa transisi yang berat, namun langkah tegas ini bisa menjadi titik balik bagi perusahaan yang pernah menjadi salah satu pemimpin pasar otomotif dunia.