Satu Group Line Konveyor Hadiri Konsolidasi Rutin PUK SPAMK FSPMI PT. SAMI-TF

Semarang, KPonline – Pengurus dan Korlap Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (PUK SPAMK FSPMI) PT. SAMI-TF, Semarang, mengadakan kegiatan mingguan, yaitu konsolidasi rutin. Acara yang berlangsung pukul 16.45 WIB hingga 18.30 WIB itu diselenggarakan di sekretariat PUK SPAMK FSPMI PT. SAMI-TF pada hari Rabu (1/8/2018).

Kegiatan ini dihadiri para pekerja dari satu line conveyor dengan jumlah 40 pekerja. Kebanyakan dari mereka yang hadir dalam konsolidasi ini belum manjadi anggota serikat pekerja.

Bacaan Lainnya

Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Ketua Konsulat Cabang FSPMI Semarang Raya, Sumartono, atau yang akrab dipanggil Tatang.

Dilanjut oleh Sulis Haryanto selaku Ketua PUK SPAMK FSPMI PT. SAMI-TF. Dengan suaranya yang lantang, Sulis menjelaskan betapa pentingnya berserikat dan aktif mengikuti konsolidasi rutin.

Di sesi tanya jawab, peserta antusias menanyakan hal-hal yang kurang dipahami kepada pemberi materi.

Salah satu peserta konsolidasi, Aisyah, mendapatkan hadiah berupa kemeja FSPMI. Dia bisa menjawab pertanyaan Sulis Haryanto terkait dengan 8 hak dasar pekerja.

Suasana akrab dan harmonis antara  pekerja dengan serikat pekerja berbanding terbalik dengan kenyatan antara pekerja dengan PT. SAMI-TF saat ini. Ada informasi, perusahaan yang selama ini memberikan seragam (kemeja dan celana) kepada seluruh karyawannya, tetapi tiba-tiba menetapkan kebijakan dengan memberikan seragam kerja hanya baju kemeja saja. Sedangkan untuk celana dibebankan kepada pekerja dengan membeli sendiri.

Sangat disesalkan kenapa perusahaan melalui manajemen melakukan kebijakan seperti itu. Sama saja perusahaan menyalahi aturan yang telah menjadi kesepakatan bersama sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Mengenai hal ini, Ketua PUK SPAMK FSPMI PT. SAMI-TF akan membahas dalam rapat pengurus untuk menentukan langkah lebih lanjut.

“UMR Jateng paling rendah lho dibandingkan Jatim dan Jabar. Kalau celana saja dibebankan kepada karyawan terus nasib kita mau bagaimana dan keadaan seperti ini berbeda sekali antara PT. SAMI-GROUP dengan affiliet lain,” ujar Sulis Haryanto.(Dkh)

Pos terkait