Probolinggo,KPonline – Media Perdjoeangan FSPMI Jawa Timur menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik,agenda ini di adakan guna menngkatkan kemampuan menulis serta fotografi Jurnalistik bagi anggota FSPMI Jawa Timur,setidaknya ada sekitar 32 peserta hadir dari 6 kota (Gresik,Surabaya,Sidoarjo,Pasuruan,Mojokerto dan Probolinggo) ,agenda yang kali kedua ini di gelar di Kota Pasuruan dan Kawasan Bromo Tengger pada 13 – 14 Juli 2018.
Sebelum diberangkatkan,di Kantor Konsulat cabang FSPMI Pasuruan diadakan Rapat Koordinasi sekaligus Pembukaan yang dihadiri oleh Sekjen DPW FSPMI Jawa Timur Jazuli,dalam sambutanya menyatakan bahwa anggota FSPMI adalah anggota yang cerdas yang bisa ditempatkan pada bidang apapun hanya saja tidak bisa memaksimalkannya mengingat bereda di posisi pekerja aktif,karenanya perangkat selalu mendukung penuh agenda agenda Pelatihan dan pendidikan yang diadakan oleh pilar pilar FSPMI dalam hal ini Media Perdjeangan,dirinya juga berharap agar Pelatihan ini bukan sekedar seremonial,selepas pelatihan ini peserta harus bisa menerapkan pengetahuan yang di dapat untuk mendukung perjuangan yang dilakukan organisasi.
Pelatihan jurnalistik ini oleh ketua panitia Adi Surya tama dikemas dalam bentuk Trip,artinya peserta akan di berikan pelatihan tidak didalam ruangan namun di alam bebas,harapannya adalah agar peserta bisa lebih banyak “meng indera ” sehingga bisa punya banyak perbendaharaan ide untuk membuat tulisan maupun foto.
Dilaksanakan di beberapa lokasi di kawasan Bromo Tengger. Pelatihan Fotografi I dilakukan pada pukul 15.00 – 17.00 WIB di Bromo Forest ,dibawah pepohonan Cemara dengan hawa dingin sekitar 14° C ,yang menjadi pemateri adalah Koordinator Nasional Media Perdjoengan Iwan Budi Santoso ,meski kabut datang hingga terasa seperti hujan gerimis namun acara tetap berlangsung.
Disini “Jaket Ijo” sapaan akrab Iwan Budi Santoso menjelaskan tentang prinsip Fotografi Jurnalistik bahwasanya foto jurnalistik adalah Sebuah wadah atau media yang digunakan jurnalis untuk mengambil,memproses dan menyampaikan informasi sehingga keberadaan foto akan mempertegas tulisan yang ada.
Untuk mendekatkan emosi jiwa antar peserta di satu sesi para peserta diminta untuk menceritakan biografi masing masing ,sehingga hawa dingin bisa sedikit terlupakan karena gelak tawa pecah lantaran setiap peserta bisa seperti komika pada acara Stand Up Comedy saat menceritakan dirinya.
Selanjutnya Materi Menulis disampaikan di sebuah Homestay di desa Tosari , sebagai Pemateri adalah Vice Presiden bidang Infokom Kahar S Cahyono,disini awalnya ,kebanyakan para peserta menyatakan bahwa menulis itu susah,dan menyampaikan tentang alasan kenapa hal itu terjadi mulai alasan kurangnya kosa kata (havids/Surabaya) hingga Tidak bisa mendapatkan ide (Hari Yunita Sari/Pasuruan).
Kahar S Cahyono pun akhirnya memberikan tip trik bagaimana cara mudah dalam menulis dan bagaimana cara mengatasi agar peserta tidak macet ketika sudah mulai menulis.pada akhir sesi ini setiap peserta di beri tugas untuk membuat satu tulisan dalam satu jam.
Dan yang menarik selepas pelatihan menulis ini adalah para peserta yang tadinya seperti Fobia menulis ternyata mampu membuat satu tulisan , rencananya dari tulisan tulisan para peserta akan di cetak dalam satu bentuk buku.
Jadwal acara sudah selesai pada pukul 22.00 wib,namun para peserta enggan untuk beranjak tidur,Salah satu peserta dari Sidoarjo bernama Wandoyo berinisiatif untuk mencari spot foto di sekitar Homestay,dan akhirnya mereka sharing ilmu foto yang menggunakan teknik Light painting.
Setiap peserta berkreasi dengan ide kreatifitas masing masing.Untuk Pelatihan hari kedua adalah praktek Foto ,Video dan Penulisan.
Dimulai pada pukul 03.00 wib pada suhu 10°C,peserta di ajak ke Area Penanjakan untuk bisa mendapatkan momen Sun Rise ,menariknya adalah di Penanjakan ini para peserta juga mengkampanyekan media Perdjoeangan kepada para pengunjung,memberitahukan bagaimana cara mendapatkan informasi Perburuhan di Indonesia melalui spanduk yang mereka bawa.
Dari Penanjakan kemudian dilanjutkan di lautan pasir untuk merasakan keseruan sulitnya Medan pasir,disana satu peserta dari Mojokerto sempat terbalik dari sepeda motor yang dikendarainya namun hal itu tidak membuat peserta ciut nyali.
Di satu titik lautan pasir peserta dikumpulkan ,mereka kemudian mencari ide tulisan dan foto dan keseruan pun berlanjut sambil menerapkan materi yang sudah diterima sebelumnya di sela keseriusan itu Peserta dari Pasuruan (Dian ) dan Mojokerto (Eko) bersatu mengajak pengunjung cantik di sekitar lokasi untuk dijadikan model foto.
Menutup rangkaian pelatihan Jurnalistik ini adalah pengumpulan hasil penulisan ,foto dan ,Video ,namun sesi pembahasan hasil pencarian berita yang rencananya dilakukan di Wisata air terjun Madakaripura urung dilakukan karena waktu yang tidak memungkinkan.
Semoga pasca pelatihan ini ,Media Perdjoengan Jatim bisa lebih optimal dan bersemangat dalam berjuang di balik layar.
(Khoirul Anam/ Jawa Timur)