Pidato Pertama Said Iqbal Usai Terpilih Kembali Sebagai Presiden KSPI

Jakarta, KPonline – Kongres IV KSPI telah memilih Presiden KSPI periode 2017 – 2022, Said Iqbal. Ini adalah untuk kali kedua, secara berturut-turut Said Iqbal menahkodai KSPI. Selain sebagai Presiden KSPI, saat ini Said Iqbal masih menjabat sebagai Presiden FSPMI. Secara lengkap, susunan personali pengurus KSPI Periode 2017 – 2022 dapat dilihat dalam artikel berjudul Ini Komposisi Susunan Pengurus KSPI Periode 2017 – 2022.

Usai dikukuhkan sebagai Presiden KSPI, Said Iqbal menyampaikan orasi yang pertamakali di hadapan peserta Kongres. Dalam orasinya, Said Iqbal menyampaikan, bahwa terpilih sebagai Presiden KSPI menjadi tanggungjawab besar.

Bacaan Lainnya

“Kita tahu, tantangan kita kedepan makin besar. Menjadikan KSPI sebagai lokomotif gerakan. Tidak hanya kaum buruh, tetapi juga elemen-elemen rakyat yang lain. Kita punya hak yang sama dengan pengusaha, pejabat, dan birokrat. Karena itu, kaum buruh ingin bersama-sama dengan rakyat untuk memberikan sumbangsih yang sama kepada bangsa dan negara ini,” kata Said Iqbal.

Kemudian dia melanjutkan, bahwa konfederasi itu berjuang di tingkat negara. Bukan sekedar teknis operasional, meskipun teknis operasional sangat penting. Kerja-kerja besar dengan pikiran yang besar harus kita lakukan untuk mewujudkan negara kesejahteraan.

Terkait dengan adanya dinamika dan sudut pandang selama pelaksanaan kongres, bagi Said Iqbal itu hal yang biasa. Namun demikian, dia tidak merasa ditekan atas adanya perbedaan itu. Sebab selama ini dia sudah terbiasa mengalami tekanan saat memperjuangkan hak-hak kaum buruh.

“Saya ingin menegaskan, tidak ada satu pun yang menekan saya ketika mengambil keputusan. Tidak ada ruang pada hati saya untuk bisa ditekan. Saya sudah panjang mengalami tekanan dari pemerintah, polisi, tentara. Istri dan keluarga saya bahkan diteror. Sudah terlalu panjang saya mengalami tekanan. Karena itu tidak ada ruang dalam diri saya untuk bisa ditekan,” ujarnya.

Menurutnya, serikat buruh harus berfikir sederhana. Setiap perbedaan harus dicari jalan keluar. Tetapi satu hal yang harus diingat, bahwa keputusan adalah keputusan.

“Dia tidak bisa tidak diambil ketika ada perbedaan. Tentang ada yang tidak suka, karena kita tidak selalu bisa menyenangkan semua orang. Tetapi kamu menjadi bagian dari rumah besar ini, kamu akan tunduk pada apa yang sudah diputuskan.”

“Kalau kamu merasa ini adalah rumah yang ingin kita bangun, mari kita bersama-sama.”

Iqbal juga bicara tentang kepemimpinan. Baginya, kepemimpinan adalah tentang keyakian dan keberanian. Banyak orang pandai tapi tidak sedikit orang puya keberanian.

“Pengusaha dengan kekuatan uang, jaringan, dan kekuasaan, mereka dapat membeli dan membayar. Pengusaha bergerak begitu cepat. Betapa cepat pemilik modal itu berkuasa. Karena itu, kita tidak boleh berhenti. Marilah bersama-sama ambil resiko,” tegasnya. Lebih lanjut dia menyampaikan, bahwa KSPI puya cita-cita besar. Cita-cita itu tidak akan terwujud tanpa kebersamaan.

“Kita akan berjuang di negara demokrasi nomor tiga di dunia ini, negara yang katanya kaya raya, tetapi kebijakannya tidak memberikan kesejahteraan bagi kaum buruh.”

Gerakan yang paling mengambil resiko adalah gerakan serikat buruh. Karena ia bergerak secara ekonomi, sosial, bahkan politik. Melawan modal dan kekuasaan.

“Saya bukan orang yang serba bisa. Saya butuh anda. Saya butuh kaum buruh bergerak bersama untuk meyuarakan suara yang sama sebagai kelas buruh,” pungkasnya.

Sebelum mengakhiri pidatonya, dia mengucapkan selamat kepada seluruh peserta Kongres IV KSPI.

“Selamat berjuang, teruslah berkerja, karena Tuhan bersama kita.”

Pos terkait