Perempuan Pejuang dari Sumatera Utara

Medan, KPonline – Terlahir menjadi perempuan bukanlah hambatan untuk masuk terlibat dalam gerakan memperjuangkan kehidupan yang layak,keadilan sosial bagi seluru rakyat dan kesetaraan bagi perempuan.

Hal inilah yang terus di suarakan oleh Nuraidah Soeharno gadis kelahiran Kisaran 1 Januari 1993.

Bacaan Lainnya

Merantau ke Kota Medan yang berjarak 210km dari tanah kelahirannya, Nuraidah memilih menjadi Buruh/Pekerja PT. Delta Atlantik Indah Jl. Raya Medan-Lubuk Pakam.

Gadis berusia 24 tahun ini adalah sosok yang tegar dan dikagumi oleh teman-teman sesama pekerja di PT. DAI karena perjuangannya menghapuskan sistem kerja Outsourcing, Cuti haid dan Cuti Hamil bagi pekerja perempuan, kesetaraan upah buruh laki-laki dan perempuan ditempat dia bekerja.

Sempat menganggur bekerja selama 6 bulan setelah terPHK dari perusahaan tempat ia bekerja, Nuraidah kini menjadi Staf Dewan Pimpinan Wilaya Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Provinsi Sumatera Utara (DPW-FSPMI Prov SUMUT) mulai pertengahan tahun 2014, ia juga menduduki Ketua Bidang Biro Perempuan di FSPMI Provinsi Sumatera Utara.

Kegetolannya memperjuangkan hak bagi pekerja perempuan, Nuraida yang juga anggota barisan terdepan (Garda Metal) dalam pengawalan aksi-aksi unjuk rasa memperjuangkan kesejahteraan bagi kaum buruh di sumatera utara, Nuraidah tetap terlihat tegar.

Wanita yang pintar bermain gitar dan bersuara merdu ini juga kerap menulis puisi, dalam kutipan puisinya dia mengatakan “Saya bangga menjadi salah satu bagian dari sejarah pergerakan mengwhujudkan kesejahteraan, martabat dan kemuliaan bagi kaum buruh yang masih tertindas”

Ini membuktikan bahwa dalam memperjuangan kesejahteraan bagi rakyat, kaum buruh khususnya, tidak membedakan status atau gander untuk maju menjadi seorang yang mengejar keadilan itu terwujud.

==========
Baca juga beragam artikel yang lain terkait dengan Buruh Perempuan.

Pos terkait