Perempuan Berserikat

Oleh : Lailatul Fitriyah

Mojokerto, KPonline – Menulis berarti memungut lagi peristiwa yang tercecer. Merangkai dan mengikatnya.

Bacaan Lainnya

Begitulah ! Siang ini di taman ini sedang ada tugas menulis dari trainer Team Media .

Menulis apapun . Aku membatin , ingin rasanya menulis tentang isu perburuhan, tapi belum mumpuni ilmu dan wawasan ini.

Ku tulis saja pengalamanku saat menjadi buruh .

Selepas SMA bekerja di perusahaan automotif bukanlah  cita-citaku. Tak pernah terbersit sekalipun. Yang terbayang dulu adalah aku akan duduk di bangku kuliah lalu menjadi seorang pendidik di sekolah.  Dulu aku berpikir  apalah bangganya menjadi buruh, yang kerjaannya hanya bisa disuruh lalu demo sana-sini. Dan ternyata siapa sangka jalan hidup membelokkanku kepadanya. Menjadi buruh pabrik dengan segala warnanya.

Bekerjalah aku pada perusahaan asing milik jepang. Kata kebanyakan orang kerja di pabrik ini gajinya besar dan terjamin kesejahteraannya.  Automotif dengan padat karya. Dengan waktu kerja 40jam per minggunya. Sudah sangat menyibukanku. Sibuk hanya dengan pergi bekerja, melakukan pekerjaan yang sama setiap harinya lalu pulang dan esok begitu lagi. Pun seterusnya. Aku bukanlah orang yang betah-betah saja dengan satu aktivitas yang sama setiap harinya. Dan secara reflek karakter ini mendorongku untuk mencari tahu lebih tentang hal-hal selain pekerjaan.

Sepulang kerja rajin kusambangi mading yang ada di depan ruang HRD. Membaca setiap isinya dan mencoba menggali informasinya dengan mencoba mengikuti  kegiatan yang mereka umumkan. Aku tak pernah tahu siapa yang menulis di mading ini. Hanya bergeming, kagum, terhadap orang yang sempat-sempatnya masih berfikir pengembangan kualitas diri, bahkan untuk pekerja pabrik seperti kami. Kop mading bertuliskan “Mading PUK SPAMK FSPMI PT.SAI”. Yang aku meletakkan penasaran berat terhadapnya.

Kuikuti begitu saja setiap kegiatan yang ada. Kajian selepas pulang kerja, acara naik gunung dan lain-lain. Yang akhirnya aku kemudian tahu siapa orang-orang di dalamnya. Ternyata mereka adalah orang-orang yang bersatu dalam organisasi yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan bagi karyawannya.  Mungkin agar tidak bosan dengan aktivitas yang bekerja saja. Masih itu pemahamanku terhadapnya.

Yang kemudian baru aku tahu mereka adalah serikat pekerja . Yang tidak hanya mengurus kegiatan karyawan. Namun lebih dari itu perjuangannya. Mereka adalah orang-orang yang membentuk kekuatan dengan bersama-sama dalam wadah serikat. Membangun kekuatan politik, sosial bahkan ekonomi nantinya. Yang tidak hanya bagi anggotanya secara personal, namun bagi anggota beserta keluarganya . Untuk memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan anggota beserta keluarganya.

Saat tahu ini betapa aku kagum melihatnya. Mereka adalah orang-orang yang tidak ada bayaran khusus atas jerih payahnya. Bahkan lebih seringnya mereka mengorbankan waktu, pemikiran, tenaga bahkan meteri . Image buruh yang hanya suka demo hilang begitu saja begitu aku tahu  mereka sebenarnya adalah orang-orang yang terkonsep dalam perjuangnnya, Tidak ujug-ujug demo. Konsep-Lobi-Aksi begitulah tiga langkah bertahap yang akan mereka lakukan dalam setiap perjuangannya.

Proses belajar memang tidak selalu identik dengan kita membaca buku-buku atau duduk di bangku sekolah dan kuliah. Terkadang proses belajar yang paling baik adalah dengan kita langsung masuk ke dalam dunia yang kita pelajari. Begitulah yang aku alami , belajar di serikat terkadang tidak sesulit belajar fisika dan metematika. Cukup ikuti, jalani, amati dan memang disitulah kondisi akan mengajari kita.

Perjalananku di PUK SAI tentu saja melalui beberapa tahapan. Paling awalnya adalah saat aku diamanahi menjadi biro bidang kerohaniaan islam. Lalu menjadi biro bidang pemberdayaan perempuan. Serangkaian kegiatan yang pernah ada secara tidak langsung mengajariku bagaimana warna-warni organisasi. Belajar mengorganisir, koordinasi, memprepare dan mengevaluasi setiap hal yang ada. Tak hanya itu, serikat juga mengajariku tentang banyak isu-isu perburuhan di Indonesia yang menjadi masalah pelik di Indonesia. Kesejahteraan pekerja beserta keluarga, jaminan kesehatan dan pensiun. Maternity protection terhadap buruh perempuan, isu hukum dan lain sebagainya.

Setiap orang memang punya perannya masing-masing. Dan ini peranku. Semaksimal yang bisa aku lakukan. Hingga akhirnya tahun 2014 serikat mengamanahiku masuk dalam kepengurusan inti PUK. Bertanggung jawab atas bidang pemberdayaan perempuan, sebagai Sekretaris Wakil . Di pabrikku 95% nya adalah buruh perempuan. Tapi hanya ada nama orang perempuan yang masuk dalam pengurus inti dari limabelas pengurusnya. Bisa dibilang miris, karena yang kami perjuangkan adalah kebanyakan pada mereka. Berbagai alasan kami terima atas ketidakaktifan ini. Yang bisa kami lakukan hanyalah dengan terus-menerus mengajak mereka lebih dekat dengan serikat. Mengadakan berbagai training untuk menskill-up kemampuan dan pengetahuan mereka. Forum-forum rajin kita adakan seperti Diskusi Kesehatan, pembahasan detail tentang meternity protection, Focus Group Discussion, Training memasak dan Training keterampilan yang lainnya.

Tetap kami lanjutkan langkahi  kami ini, karena kami percaya bahwa hasil tidak akan mengingkari usaha.

Sangat disayangkan bila perempuan tidak punya kesadaran untuk meningkatkan kemampuan dirinya. Karena perempuan adalah pendidik terbaik yang disiapkan Tuhan bagi setiap keluarganya.  Siapa yang mendidik anak-anak kita kelak jika bukan kita perempuan. Siapa pula yang akan lebih banyak di rumah mengamati perkembangan buah hatinya selain perempuan. Sungguh perempuan adalah pilar-pilar pembangun bangsa yang mendidik lini-lini terkecil dari bangsa ini.

Bagiku…

Perempuan yang mampu menyadarkan dirinya untuk bergabung bersama kami adalah perempuan yang patut di apresiasi.

Karena kesadaran adalah bentuk advokasi yang paling dini terhadap diri sendiri.

…tentang perempuan, kartini pernah berkata “Kami berikhtiar supaya kami teguh sungguh, Sehingga kami sanggup menolong diri sendiri.  Karena menolong diri sendiri itu lebih disukai daripada menolong orang lain. Dan siapa yang dapat menolong dirinya sendiri, akan dapat ia menolong orang lain dengan lebih sempurna pula”

Ada sudut unik yang aku amati saat perempuan berorganisai. Multitaskingnyamembuatnya lebih keren  daripada laki-laki. Sikapnya yang lemah nan lembut terkadang berada dibalik tekadnya yang bulat. Perempuan dengan segala dimensinya, seperti sedang membaca buku yang tidak ada habisnya menyampaikan peristiwa dan kisah.

Satu tahun kemudian, amanah mengalihkanku pada bidang yang lain. Bidang  VI (Young Worker)Yang bertugas merekrut anggota baru setiap bulannya. Di pabrikku sudah ada sekitar 5400 karyawan dan yang sudah menjadi anggota srikat ada sekitar 5100 orang. Selain rekruitment bidang kami juga menangani basic traning  atau pendidikan  dasar yang Puk berikan kepada setiap anggotanya. Setiap seminggu sekali kami memberikan training ini. Mencakup pemahaman tentang pentingnya berserikat, kenapa harus berserikat dan pengenalan PUK terhadap anggotanya.

Ada kesan tersendiri saat mengisi materi kepada mereka. Wajah-wajah polos yang bahkan nihil pemahamannya terhadap serikat pekerja. Karena bahkan untuk kenal saja mereka tidak. Dan kita akan selalu menaruh harapan lebih atas mereka yang hadir. Berharap mereka akan paham dan segera tergerak dengan apa yang sudah kami sampaikan.

Begitulah aku akan selalu mencoba memacu diri dalam serikat. Mencoba terus belajar  darinya. Menikmati prosesnya dan menggantungkan cita-cita kesejahteraan kepadanya. (*)

 

*) Lailatul Fitriyah, lahir di Mojokerto (Jawa Timur) 19 April 1991. Anak keempat dari pasangan Suyatno dan Muklatin. Yang kini menjadi salah satu buruh perusahaan automotif di Mojokerto. Bekerja sejak 2009. Aktif di serikat pekerja sejak 2010, di PUK SPAMK FSPMI PT.SAI. Awal perjalanannya di mulai dari menjadi biro bidang kegiatan karyawan. Kemudian beralih biro bidang pemberdayaan perempuan. Setelahnya menjadi Pengurus inti sebagai sekretaris wakil bidang pemberdayaan perempuan. Dan kini di posisi sekretaris bidang Young Worker. Menangani Rekruitmen anggota dan pengelolaan data anggota PUK. Di samping itu penulis adalah pengurus PC SPAMK Kab. Mojokerto dengan concern di bidang pemberdayaan Perempuan.

Penulis menyukai keluar kota dan mengeksplore serta mempelajari budaya local yang ada. Mempunyai hobby membaca dan menulis, menikmati alam  dan travelling. Penulis meyakini bahwa “PERSEVERANCE” adalah kunci dari setiap perbuatan. Perseverance berarti kebulatan tekad. Dan baginya berbuat bagi sesama adalah amal yang membawa berkah.

Masih aktif di kegiatan-kegiatan pekerja perempuan. Dan suka mempelajari tentang Maternity Protection serta Organizer kegiatan serikat. Setiap minggunya melaksanakan basic training di sekretariat PUK bersama team bidangnya. Memberi training dasar tentang Serikat pekerja. “Ingin selalu mensosialisasikan ini agar buruh tahu bahwa kita butuh serikat, untuk apa dan kenapa berserikat” begitu imbuhnya.

==========
Tulisan ini merupakan hasil praktek pelatihan menulis yang diselenggarakan PUK SPAMK FSPMI PT SAI di Mojokerto. Jika organisasi (PUK/PC/KC) di wilayah anda membutuhkan jasa pelatihan menulis, hubungi redaksi KPonline pada email: koranperdjoeangan@gmail.com. Kami akan dengan senang hati untuk berbagi dan belajar bersama. Baca juga tulisan menarik lainnya dari Peserta Pelatihan Menulis.

Pos terkait