Pensiun Post Power Syndrome

Jakarta,KPonline – Kamu sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan dan menunggu saatnya pensiun? Atau orangtuamu, saudara dan teman saat ini malah sudah ada yang pensiun? Ada perubahan drastis pada sikap mereka? bagaimana cara menghadapi mereka?

Kehilangan pekerjaan utama karena sudah pensiun tentu membawa perubahan dalam banyak hal. Tak semua orang bisa menerima kondisi ini dan justru mengalami post power syndrome. Menjadi pemarah dan mudah tersinggung bisa jadi tanda terjadinya post power syndrome

Bacaan Lainnya

Tidak ada gejala masalah mental yang bisa dipandang sebelah mata, termasuk urusan post power syndrome yang kerap dirasakan orang yang memasuki masa purnatugas. Aktivitas mendadak berkurang, ditambah tidak lagi punya otoritas seperti sebelumnya rentan membuat orang merasakan post power syndrome.

Post power syndrome memang bukan bentuk gangguan jiwa atau masalah kejiwaan. Meski begitu, fenomena ini kerap terjadi di masyarakat sekitar kita atau bahkan bisa menimpa diri kita sendiri

Veronica Adesla, psikolog klinis dari Personal Growth, mengatakan post power syndrome biasanya muncul setelah orang kehilangan kekuasaan atau jabatan, diikuti dengan kepercayaan diri yang menurun. Akibatnya, ia bisa merasa tidak lagi dihormati dan lebih mudah tersinggung dan curiga.

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro juga mengatakan dalam penelitian di tahun 2015 bahwa kehilangan peran dapat mengarahkan pada penurunan pandangan terhadap diri sendiri yang bisa berakibat pada hilangnya kepercayaan diri yang menjadikan pensiunan merasa tidak percaya diri sebagaimana merupakan salah satu gejala sindrom pasca kekuasaan.

Ketika pensiun, penghasilan yang di terima tentu juga tidak akan sama dengan penghasilan yang di dapatkan sebelumnya. Padahal, kebutuhan terkait biaya perawatan kesehatan biasanya malah semakin bertambah.

Umumnya juga orang yang mengalami post power syndrome ini tidak sadar akan kondisinya. Namun keluarga terdekat ataupun orang lain yang dekat atau tinggal bersamanya akan melihat perubahan sikap, emosi dan perilaku

Pada orang yang pernah memegang jabatan penting, gejala post power syndrome bisa muncul jika ia tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan atau tidak dimintai pendapat. Bisa juga rasa curiga dan tersinggung muncul ketika saran atau pendapatnya tidak dijalankan.

Selain itu orang yang mengalami post power syndrome juga menjadi suka ikut campur dan mengatur secara berlebihan hal-hal di sekitarnya yang bahkan bukan menjadi tanggung jawab ataupun urusannya dan bahkan tidak diminta

Sementara di kutip dari detikhealth dr Andri, SpKJ, FAPM dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera mengatakan post power syndrome dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Jika sebelumnya dia sudah punya penyakit darah tinggi, post power syndrome bisa bikin tensinya naik lebih mudah atau lebih cepat.

Satu hal yang pasti, saat menghadapi orang dengan post power syndrome, jangan langsung meninggalkannya sendiri. Orang dengan post power syndrome sedang berada dalam fase merasa diabaikan karena tidak lagi memiliki semua keistimewaan yang sebelumnya dimiliki.

Contoh sederhana saja, kondisi yang semula bisa menyuruh siapa pun untuk melakukan apa yang diminta, menjadi tidak ada yang bisa disuruh-suruh. Jika biasanya orang bertemu dengan dirinya di kantor dan mengangguk hormat, tiba-tiba tidak ada yang berlaku demikian.

Bagi yang mendampingi orang dengan post power syndrome, yang perlu dilakukan adalah memaklumi sifatnya terutama jika perubahan baru berlangsung dalam hitungan hari atau minggu

Akhirnya tetap temani orang dengan post power syndrome dan jangan tinggalkan mereka sendiri. Bagaimanapun, mereka adalah orang yang pernah berjasa untuk hidup mereka di sekitarnya.

Dan bagi kamu yang segera pensiun sebagai karyawan pastinya kita mendapatkan hak kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dari kantor. Saat kita sudah tidak bekerja lagi otomatis dana yang ada dapat kita cairkan. Lakukanlah pencairan sebagai dana penunjang pada masa pensiun. Bisa kita gunakan untuk kebutuhan hidup dan diputar untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Lunasi Utang Piutang, jangan sampai masa pensiun kita terganggu dengan urusan utang piutang ini.

Ada baiknya alokasikan dana pensiun yang kita terima untuk berinvestasi dengan membeli aset yang secara ekonomis akan menguntungkan kita. Misalnya beli rumah untuk hal yang produktif, disewakan misalnya.

Terakhir manfaatkan keahlian dan reputasi yang dimiliki, perdayakan keahlian dan reputasi yang kita miliki. Pastinya keahlian kita masih bisa dimanfaatkan untuk memberikan advice kepada orang lain, misalnya menjadi konsultan atau tenaga ahli.Pensiun bukan berarti dunia sudah berakhir.(Ete)

Pos terkait