Nongkrong

Bekasi, KPonline – Nongkrong? Siapa yang tidak suka dengan kegiatan ini. Selain menyenangkan, ngobrol sana sini dengan teman tanpa beban bobot obrolan yang menguras pemikiran. Alhasih, nongkrong pun membawa dampak positif baik dari segi fisik maupun non fisik.

Memang, terkadang nongkrong di konotasikan suatu kegiatan yang tidak berguna, buang-buang waktu, dan tidak menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk diri sendiri ataupun bagi yang sudah berkeluarga.

Terlepas dari pandangan negatif orang tentang budaya nongkrong, ternyata ada sisi lain yang di rasakan oleh PUK FSPMI PT. Ichikoh Indonesia.

Para buruh yang tergabung di PUK FSPMI PT. Ichikoh Indonesia berpendapat, “nongkrong tidak selalu berorientasi kegiatan yang negatif. Banyak sisi positif yang kami rasakan. Salah satunya dengan nongkrong lah memunculkan gagasan-gagasan perjuangan yang lebih fleksibel di PUK kita,” ujar Bison Salyaji, salah seorang anggota PUK SPAMK-FSPMI PT. Ichikoh Indonesia.

“Memang terkadang kami lupa waktu, sampai-sampai kami lupa kapan kami harus tidur,” tambahnya.

Keluarga sering menjadi korban akibat nongkrong sambil berbicara organisasi. Namun di situlah indahnya sebuah pergerakan, sebuah perjuangan. Kekompakan datang bukan karena hentakan.

Kepedulian ada bukan karena paksaan. Lebih dalam lagi bung Miftah Farid mengatakan.

“Ayo lah kita luangkan waktu sehari dalam seminggu ataupun sebulan untuk saling berinteraksi sesama buruh dengan cara kongkow bersama. Budayakanlah nongkrong yang positif.”

Luar biasa memang progress yang kawan-kawan juang PT. Ichikoh Indonesia lakukan menepis anggapan jelek bahwa nongkrong adalah hal yang sia-sia. Nongkrong adalah pergerakan sebuah perjuangan demi kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

Nongkrong asyik? Bicarakanlah pergerakan.

Berjuang harus bergerak, Bergerak haruslah bersama. Jadikan kata sebagai senjata, ngobrol bersama ciptakan rangkaian kata senjata

Penulis: Nurohman