Menutup Usaha Atau Bertahan dan Bangkit

Bogor, KPonline – “Menyikapi situasi dan kondisi seperti saat ini, kita harus sering-sering melakukan pertemuan antara Badan Koordinasi (BAKOR), Garda Metal dan Pengurus PUK, agar apapun yang terjadi, semua anggota bisa mengerti” ucap Willa Faradian, dalam mengawali konsolidasi BAKOR, Pengurus GM dan Pengurua PUK SPAMK-FSPMI PT. Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik. Konsolidasi kali ini bertempat di Aula Konsulat Cabang FSPMI Bogor pada Jum’at 14 Februari 2020.

Kegiatan ini diadakan karena situasi dan kondisi perusahaan saat ini sangat genting, tidak begitu jelas arah kedepannya. Ada satu pertanyaan yang muncul, sebenarnya perusahaan ini akan dibekukan atau bertahan, agar dibangkitkan lagi mengulang kejayaan dimasa lalu?

Bacaan Lainnya

Narasi yang terlintas, bukan tanpa sebab. Tahun lalu di PT. Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik Bogor ada semacam program pensiun dini. Dan ada sekitar 300-an karyawan yang mengambil langkah untuk memilih pensiun . Kondisi saat ini pun tidak lebih  bagus seperti tahun sebelumnya. Karena akan ada penawaran baru lagi untuk karyawan, karena perusahaan berdalih bahwasanya perusahaan akan bertahan kalau jumlah karyawannya berkurang.


Oleh karena hal diatas, PUK SPAMK-FSPMI PT. Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik melakukan beberapa langkah yang cepat dan tepat. Semisal bedah kasus dengan LBH DPP FSPMI dan LBH Jakarta, serta melakukan kunjungan kerja dan benchmark ke PT. United Tractors Astra Internasional Tbk yang juga pernah mengalami hal yang sama. Agar tidak salah mengambil keputusan yang sesuai dengan Undang-Undang.

Dikesempatan konsolidasi ini pula, ibeberkan oleh Agus Joko Santoso selaku Kasie Advokasi PUK SPAMK-FSPMI PT. Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik Bogor, hasil dari bedah kasus yang sudah dilakukan beberapa hari yang lalu. Agar BAKOR bisa lebih paham tentang perundang-undangan.

Sesi tanya jawab pun dibuka, beberapa peserta menyampaikan keluh kesah anggota. Yang tidak bisa dipungkiri saat ini sedang gelisah,terhadap situasi di perusahaan. Belum lagi ketakutan akan lahirnya Omnibus Law yang merugikan kaum buruh.

 

“Selagi kita kompak dan solid, kita pasti bisa melewati  masa-masa ini” ucap Willa Faradian saat menutup acara. (Anom Suroto)

Pos terkait