Jakarta, KPonljne-Berbicara tentang Media Perdjoeangan, kita tidak hanya membahas sebuah alat komunikasi, tetapi juga mengenai informasi, propaganda, dan dampaknya terhadap gerakan buruh. Media ini hadir dalam setiap langkah gerakan buruh, baik dalam dunia nyata maupun dunia maya. Media Perdjoeangan merupakan jembatan penting dalam menyuarakan gagasan dan perjuangan yang diusung oleh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).
Hal tersebut diungkapkan Kahar S. Cahyono dalam sambutannya saat menyampaikan laporan kinerja Media Perdjoeangan sebagai Pilar FSPMI di Rapat Pimpinan (Rapim) FSPMI 2025 di Grand Paragon Hotel, Jakarta. Selasa, (11/2/2025).
Pada sepanjang tahun 2024, Media Perdjoeangan berhasil menghasilkan lebih dari 3.600 artikel yang memuat berbagai gagasan, ide, serta visi gerakan buruh FSPMI. Artikel-artikel tersebut menjadi sarana untuk menyuarakan aspirasi dan memperjuangkan hak-hak buruh di tanah air. “Dengan kualitas dan kuantitas tulisan yang terus meningkat, publikasi yang dilakukan oleh Media Perdjoeangan memberikan dampak signifikan terhadap kemajuan dan penyebaran ideologi gerakan buruh,” jelasnya.
Kemudian menurutnya, kekuatan Media Perdjoeangan semakin terasa dengan pengaruh besar yang dimilikinya di media sosial. Keberadaan di platform digital memungkinkan pesan dan informasi dari gerakan buruh FSPMI tersebar luas ke seluruh lapisan masyarakat. Media sosial menjadi saluran yang sangat efektif untuk meningkatkan kesadaran, mobilisasi massa, dan memperkuat solidaritas buruh di seluruh Indonesia.
Namun, tantangan terbesar yang dihadapi oleh Media Perdjoeangan adalah memastikan bahwa setiap langkah yang diambil tetap dalam jalur hukum yang sah. “Ke depannya, penting bagi Media Perdjoeangan untuk beroperasi dengan memperhatikan aspek hukum, guna menghindari potensi masalah yang dapat merugikan. Oleh karena itu, perlu ada upaya lebih untuk memastikan bahwa Media Perdjoeangan berbasis hukum, sehingga tidak mudah untuk dipidana.
Seiring dengan perkembangan dan dampak positif yang telah diberikan, semakin banyak orang yang tertarik untuk bergabung dengan Media Perdjoeangan. Hal ini tentu menjadi indikasi bahwa mereka yang bergabung akan menjadi bagian dari gerakan buruh FSPMI, yang semakin solid dan berpengaruh. “Media Perdjoeangan bukan hanya sebuah alat komunikasi, tetapi juga menjadi simbol perjuangan buruh Indonesia,” pungkasnya.
Foto: Edi Purnomo (MP Bekasi)